by Ponco Suseno - Espos.id Solopos - Selasa, 21 Desember 2021 - 12:27 WIB
Esposin, KLATEN – Melandainya kasus Covid-19 di Klaten berimbas positif ke jumlah pengunjung di Desa Agrowisata Pasung, Kecamatan Wedi, Klaten. Di desa setempat juga terdapat Pemancingan Tirto Mili yang menjadi wisata alternatif di kawasan Wedi dan sekitarnya.
Kepala Desa (Kades) Pasung, Kecamatan Wedi, Sumarsono, mengatakan agrowisata di daerahnya telah dirintis sejak empat tahun terakhir. Saat ini, di Pasung sudah terdapat lebih dari 1.000 tanaman buah.
Di antara jenis tanaman tersebut, seperti belimbing, nangka, kelengkeng, jambu air, dan lainnya. Nantinya, desa agrowisata di Pasung di-launching tahun 2022.
Baca Juga: Asyiknya Studi Banding di Desa Pasung, Peserta Bisa Petik Buah Gratis
Baca Juga: Asyiknya Studi Banding di Desa Pasung, Peserta Bisa Petik Buah Gratis
"Ternyata banyak yang tertarik dengan konsep agrowisata yang kami kembangkan. Terakhir, kami menerima kunjungan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, berjumlah 60 orang, Minggu (19/12/2021). Rombongan itu dipimpin kepala dinasnya, Agustin Halomoan Sinaga. Intinya mereka ingin belajar mengoptimalkan lahan di daerah minim potensi. Mereka juga terkejut dengan agrowisata di sini yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)," kata Sumarsono, kepada Esposin, Selasa (21/12/2021).
Sumarsono mengatakan selain memelajari agrowisata dan berwisata memetik buah, rombongan Dispora Gresik juga memelajari pengembangan Pemancingan Tirto Mili di Pasung. Di tengah melandainya kasus Covid-19 di Klaten, jumlah pengunjung di pemancingan tersebut terus meningkat. "Dalam sehari kunjungannya bisa 200 orang-300 orang. Saat akhir pekan bisa 500 orang," katanya.
Jumlah pengunjung di Pemancingan Tirto Mili, Minggu (19/12/2021) terbilang ramai. Saat itu, terdapat empat kegiatan yang berlangsung dalam satu waktu. Meski ramai, setiap pengunjung tetap diminta disiplin menaati protokol kesehatan (prokes).
"Hari Minggu kemarin, ada empat acara. Waktu itu ada pelatihan Karang Taruna Desa Birit (50 peserta); reuni SMA Satya Praja (SMA Pemda) Pasung tahun 1988; reuni SMP PGRI Klaten tahun 1984 (40 orang). Di masing-masing komunitas itu, semuanya membawa organ sendiri. Jadi ramai sekali suasananya,” katanya.
Camat Wedi, Rizqan Iryawan, mengapesiasi pengembangan desa agrowisata di Desa Pasung. Hal itu termasuk pengembangan Pemancingan Tirto Mili. Semakin banyaknya kunjungan dari berbagai daerah ke Desa Pasung membuktikan pengembangan agrowisata telah berjalan dengan baik.
Baca Juga: Marak Pencurian Buah di Pasung Klaten, Pemdes Pilih Tak Lapor Polisi
"Saya lihat, kemarin rombongan dari Dispora Gresik sangat antusias. Saya hanya berpesan [ke pemdes, BUMDesa, dan warga di pasung], agar semuanya harus terus berjalan bersama disertai dengan perencanaan yang matang. Sebab tanpa adanya perencanaan, pendanaan, kebersamaan, dan konsistensi dari para pelaku BUMDesa, maka Bumdes tidak akan berjalan dengan baik,” katanya.
Sebagaimana diketahui, konsep pengembangan agrowisata di Desa Pasung, Kecamatan Wedi, memperoleh dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat di desa setempat. Terlebih, Pemdes Pasung telah mewajibkan warganya yang ingin menikah untuk menanam tanaman buah-buahan di lahan terbuka di desa setempat. Di Pasung, terdapat kurang lebih 4.000 jiwa. Jumlah tersebut tersebar di 14 dukuh atau 26 RT/12 RW.
Baca Juga: Inilah Puncak Arjuna, Daya Tarik Wisata Baru di Desa Gununggajah Klaten