Langganan

Barikade Water Barrier Penutup Jalan di Sukoharjo Sering Digeser Warga, Kini Diikat Pakai Bambu & Kawat

by R Bony Eko Wicaksono  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 18 Juli 2021 - 13:40 WIB

ESPOS.ID - Water barrier diikat dengan bambu dan kawat agar tak mudah digeser pengguna jalan di simpang empat Mandan, Kecamatan Sukoharjo, Sabtu (17/7/2021). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Esposin, SUKOHARJO – Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo dan Satlantas Polres Sukoharjo mengikat barikade water barrier dengan bambu dan kawat agar tak mudah digeser pengguna jalan di lokasi penyekatan. Belakangan diketahui para pengguna jalan kerap menggeser barikade water barrier yang tak dijaga petugas itu.

Pantauan Esposin, Sabtu (17/7/2021), barikade water barrier di simpang empat Mandan diikat dengan bambu dan kawat. Dengan demikian barikade water barrier itu tak lagi mudah digeser para pengguna jalan. Sebelumnya, para pengguna jalan menggeser beberapa water barrier sehingga bisa dilewati kendaraan bermotor.

Advertisement

Hal itu dibenarkan oleh pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo, Toni Sri Buntoro. Dia mengatakan water barrier di sejumlah lokasi penyekatan ruas jalan yang tidak dijaga petugas sering digeser pengguna jalan. Misalnya, simpang empat Mandan dan simpang empat Joho.

Baca juga: Geger Video Maria Vania Buka Baju, Tatonya Bikin Salah Fokus

Petugas lantas mengikat barrier berisi air dengan bambu dan kawat agar tak mudah digeser oleh pengguna jalan. "Hanya beberapa ruas jalan yang dijaga petugas gabungan selama 24 jam yakni simpang tiga Jalan Rajawali dan simpang empat Patung Jamu. Pengguna jalan menggeser water barrier di ruas jalan yang tidak dijaga petugas," kata dia, Sabtu.

Advertisement

Saat patroli pada malam hari, petugas membenahi water barrier yang digeser pengguna jalan. Namun, keesokan harinya water barrier kembali digeser oleh pengguna jalan.

Toni memahami penyekatan belasan ruas jalan di tiga wilayah yakni pusat kota Sukoharjo, Solo Baru, dan Kartasura menghambat para pengguna jalan. Mereka harus mencari jalan alternatif melewati jalan perkampungan atau memutar arah.

"Esensi penyekatan ruas jalan adalah menekan mobilitas masyarakat untuk beraktivitas di luar rumah. Hasilnya, mobilitas masyarakat berhasil ditekan hingga 30 persen," ujar dia.

Advertisement

Baca juga: Greget Kembangkan Jamu dari Sukoharjo

Selain menyekat ruas jalan, pemerintah juga menambah lokasi pemadaman aliran listrik lampu penerangan jalan umum (PJU) di sejumlah lokasi keramaian pada malam hari. Misalnya, Alun-alun Satya Negara, simpang empat Patung Jamu-simpang lima atau Proliman Sukoharjo, kawasan Patung Kuda dan sekitar The Park Mall, Solo Baru. Saat ini, pemadaman lampu PJU merambah ke ruas jalan di daerah seperti Kecamatan Polokarto dan Mojolaban. Berbagai upaya dilakukan untuk menahan laju persebaran pandemi Covid-19.

"Penyekatan arus jalan dilakukan selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Jika masa PPKM Darurat diperpanjang otomatis penyekatan ruas jalan juga mengikuti," papar dia.

Kasatlantas Polres Sukoharjo, AKP Heldan Pramoda Wardhana, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, menyatakan pekerja sektor esensial dan kritikal yang mengantongi Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) diperbolehkan melewati ruas jalan yang disekat. Misalnya, para tenaga kesehatan (nakes) hingga petugas pengangkut sampah. Dia meminta masyarakat beraktivitas di dalam rumah demi memutus mata rantai penularan Covid-19.

Advertisement
Chelin Indra Sushmita - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif