Langganan

"Banyak Masjid Hanya untuk Memenuhi Hajat Ritual" - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 26 Februari 2012 - 17:46 WIB

ESPOS.ID - JIBI/SOLOPOS/Nadhiroh PERAN MASJID—Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) IAIN Surakarta Abdul Matin (tengah) bersama dengan Sekretaris Komisi IV DPRD Solo, Abdul Ghofar Ismail (kanan) dan Ketua Takmir Masjid Nurul Huda, Joko Nurkamto (kiri) saat menjadi pembicara pada acara Seminar Setengah Hari Profesinalisme Manajemen Masjid di Masjid Nurul Huda, Bulak Indah, Karangasem, Laweyan, Solo, Minggu (26/2/2012).

SOLO-—Masjid merupakan basis terkecil yang terdekat dengan masyarakat muslim. Masjid juga menjadi basis kekuatan umat. Untuk itu, peran masjid semestinya menjadi pusat pemberdayaan umat (muslimin).

Advertisement

Demikian disampaikan Sekretaris Komisi IV DPRD Solo, Abdul Ghofar Ismail pada acara Seminar Setengah Hari Profesinalisme Manajemen Masjid di Masjid Nurul Huda, Bulak Indah, Karangasem, Laweyan, Solo, Minggu (26/2/2012).

“Namun, fakta sekarang, banyak masjid yang hanya difungsikan untuk memenuhi hajat ritual semata sehingga masjid terasing dari lingkungan sosialnya,” ujar Ghofar pada makalahnya yang berjudul Peran Masjid dalam Pemberdayaan Ummat.

Advertisement

“Namun, fakta sekarang, banyak masjid yang hanya difungsikan untuk memenuhi hajat ritual semata sehingga masjid terasing dari lingkungan sosialnya,” ujar Ghofar pada makalahnya yang berjudul Peran Masjid dalam Pemberdayaan Ummat.

Menurut Ghofar, masjid seakan telah ditinggalkan umatnya. Hal itu dibuktikan dengan sedikitnya orang yang salat berjamaah lima waktu di masjid.

Kondisi semacam ini memerlukan pemikiran dan upaya keras agar masjid kembali menjadi pusat peradaban dan kegiatan umat, baik kegiatan ibadah maupun kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam aspek spiritual dan kesejahteraan umat.

Advertisement

Untuk memberdayakan masjid sebagai pusat peradaban atau kegiatan umat, Ghofar menyampaikan ada delapan perangkat dalam pemberadayaan umat. Di antaranya pemetaan dan pembagian wilayah garap masjid, pendataan jemaah masjid secara detil baik kondisi spiritual, ekonomi, sosial, strategi dan program kerja pemberdayaan yang jitu dan sebagainya.

“SDM pengurus atau takmir masjid yang andal, amanah dan dapat menjadi suri tauladan itu adalah kunci utamanya,” ucap Ghofar.

Selain itu, dia menyatakan perlu adanya sinergitas antara pemerintah, takmir masjid dan umat muslim untuk lebih memberdayakan masjid.

Advertisement

Pembicara lainnya, Abdul Matin, merespon positif penyelenggaraan seminar di Masjid Nurul Huda. Dekan Fakultas Ushuludin dan Dakwah (FUD) IAIN Surakarta itu melihat biasanya seminar banyak diselenggarakan di kampus dan hotel.

“Seminar diadakan di masjid merupakan ide yang bagus untuk pemberdayaan masjid. Sebab, saat ini banyak masjid-masjid yang berdiri karena masalah sepele. Misalnya satu pakai qunut yang satu tidak kemudian mendirikan masjid,” ucap Matin.

Matin yang menyampaikan materi Sejarah dan Fungsi Masjid dalam Membangun Peradaban Islam itu menyarankan, fungsi masjid mestinya di abad modern ini lebih bisa memaksimalkan fungsinya agar dapat menginspirasi umat Islam dan mengulang kejayaan keislamannya.

Advertisement

Ketua Takmir Masjid Nurul Huda, Joko Nurkamto menuturkan salah satu tujuan dari seminar yaitu takmir ingin mencari pola manajemen masjid yang baik guna pengelolaan umat dan pemberdayaan masjid.

(JIBI/SOLOPOS/Nadhiroh)

Advertisement
Nadhiroh - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif