by Siti Nur Azizah - Espos.id Solopos - Senin, 11 April 2022 - 13:18 WIB
Esposin, SOLO -- Aliansi Umat Islam Soloraya menggelar aksi demo dan menyuarakan tuntutan agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi turun dari jabatan pada Senin (11/4/2022).
Aksi demonstrari dilakukan di depan Gedung Umat Islam Kota Solo, Jawa Tengah pukul 10.00 WIB. Aksi tersebut diikuti 100 orang, yakni FUI Karanganyar, Laskar Islam Karanganyar (Lakik), Laskar Umat Islam Surakarta (Luis), FPI Solo, Laskar Islam bela Syariah (Libas), Komunitas Masjidku Makmur (KMM), dan aktivis-aktivis masjid Soloraya.
Baca Juga : Tagar #TurunkanJokowi di Twitter Dari Mahasiswa? Ini Kata Drone Emprit
Koordinator Lapangan, Abu Hamru, menyebut sejumlah kebijakan yang dikeluarkan Presiden Jokowi tidak adil. Aksi kali itu, katanya, bagian dari upaya membela dan memperjuangkan hak rakyat.
Abu menyebut rakyat tertindas karena menjadi korban kebijakan era kepemimpinan Jokowi. “Jokowi telah gagal mengurus negeri. Rakyat selalu menjadi korban kebijakan rezim. Rakyat sengsara, harga kebutuhan pokok selalu naik,” tutur dia dalam orasi tersebut, Senin.
Baca Juga : BEM se-Indonesia Bakal Kembali Geruduk Istana Negara pada 11 April
Abu juga menyinggung sejumlah hal yang disebut sebagai kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat, seperti harga kebutuhan pokok naik, harga pertamax naik, harga minyak goreng naik, dan stok minyak goreng langka.
“Kita lihat! Harga kebutuhan pokok naik, rakyat semakin sengsara. Mana bukti dari janji Jokowi untuk rakyat? Hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah,” ungkapnya diakhiri dengan takbir.
Baca Juga : Ricuh! Demo Mahasiswa di Semarang Tolak Jokowi 3 Periode
Tak hanya itu, Aliansi Umat Islam Soloraya juga mengeluarkan pernyataan sikap. Beberapa di antara, mendukung semua gerakan rakyat yang dilakukan mahasiswa, pelajar, dan buruh demi menyelamatkan bangsa dari pengelolaan pemerintahan yang tidak benar. Selanjutnya, meminta pertanggungjawaban presiden atas matinya keadilan. Tuntutan lainnya terkait kematian dokter Sunardi di Sukoharjo.
Mereka juga mengajukan tiga tuntutan lain yang disebut tuntutan rakyat. Pertama, menuntut presiden menurunkan harga pokok. Kedua, menuntut presiden melakukan supremasi hukum yang berkeadilan. Terakhir, menuntut presiden melaksanakan konstitusi dalam pengelolaan negara sesuai prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa.