Langganan

5R Mengubah Hidup, Transformasi UMKM Manufaktur di Bawah Sayap YDBA

by Afifa Enggar Wulandari  - Espos.id Solopos  -  Senin, 30 September 2024 - 20:33 WIB

ESPOS.ID - PT Sinergi Solo Sejahtera merupakan salah satu UMKM Binaan Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang menerapkan budaya kerja 5R. (Espos/Afifa Enggar Wulandari).

Esposin, SOLO -- Gayung, ember, gelas plastik, almari plastik, sendok plastik, wadah make up, merupakan benda-benda yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Benda-benda itu ada karena dirancang dan dicetak.

Produksi benda-benda itu membutuhkan cetakan atau mold yang diproduksi oleh industri manufaktur pembuat cetakan (mold maker)

Advertisement

Melalui proses mold maker, kita bisa melihat betapa cetakan memegang peranan penting dalam siklus produksi barang dan peralatan rumah tangga.

Hal itulah yang dikerjakan oleh PT Sinergi Solo Sejahtera (SSS). PT SSS merupakan salah satu UMKM binaan Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dengan fokus pada rekayasa presisi untuk mesin dan molding.

PT SSS secara tak langsung turut hadir dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Merintis dari Nol

Industri manufaktur tersebut berlokasi sekitar 11 kilometer dari pusat Kota Solo. Pemilik PT Sinergi Solo Sejahtera (SSS), Sutarmin, merintis usaha itu dari nol pada 2011.

Ia tak punya pengalaman bekerja sebagai teknisi atau pekerja manufaktur. Kala itu ia merupakan wirausaha pakaian yang mengharuskannya belanja stok ke Pasar Tanah Abang Jakarta.

Sembari itu pula ia belajar kepada adiknya yang mempunyai usaha jasa pembuatan pencetakan (molding) di Bekasi.

Advertisement

Lima tahun pertama, tempat produksi PT SSS berada di Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar.

Begitu melihat usahanya berjalan lancar dan kian cerah, Sutarmin, lantas memindahkan PT SSS di Jalan Pemerintah, Ngegot, Selokaton, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar pada 2018 silam.

Sedari pertama mendirikan PT SSS, ia mengatur segala pemasaran, manajemen, hingga produksi sendirian.

Sutarmin lantas membeli satu mesin CNC milling seharga Rp700 juta. Mesin tersebut berfungsi memotong, membentuk, dan menghasilkan benda kerja dengan presisi tinggi. Mesin itu masih ada dan beroperasi hingga kini.

“[belinya] Ya, ngutang,” katanya sembari tertawa.

Setelah mesin terbeli, ia merekrut tiga karyawan dengan latar belakang teknik mesin. Satu programmer dan dua teknisi. Ketiganya lantas dikirim Tarmin untuk belajar produksi di Cikarang. 

Advertisement

Satu bulan mereka harus paham bagaimana produksi molding. Semuanya harus betul-betul paham sebab industri jasa molding sangat mengutamakan pentingnya presisi, kesesuaian dengan desain, dan ketepatan waktu.

Bagi dia, industri jasa adalah industri kepercayaan. Barang yang diproduksi adalah barang milik orang lain. Itu sebabnya sedari awal ia harus menanamkan betapa pentingnya menjaga kepercayaan pelanggan.

“Kalau sudah bilang sanggup ya harus selesai dan amanah. Tentu dengan melihat [kapasitas] mesinnya,” kata dia saat berbincang dengan Espos di PT SSS, Senin (23/9/2024) pagi.

Sepulang dari Cikarang, ketiga karyawan mulai menggarap pesanan. Pesanan itu tak datang langsung ke tangan Sutarmin.

Melainkan lewat perusahaan milik adiknya. Tapi, lambat laun, Sutarmin, mulai mendapat pesanan di luar dari perusahaan adiknya. Prospek jasa pembuatan molding kian cerah. Kini, SSS sudah mempunyai customer sendiri.

Empat tahun berjalan, ia akhirnya tahu betapa banyak kompetitor di Soloraya. Namun ia yakin, sukses tidak suatu usaha bukan bergantung pada siapa kompetitornya. Melainkan bisa menerapkan hasil evaluasi perusahaan. 

“Kuncinya adalah komunikasi dengan customer. Kita ikuti maunya. Konsisten dengan janji. Sebab [jualan] jasa beda dengan jualan barang,” kata dia.

Advertisement

Setelah lima tahun beroperasi, Sutarmin mendapat tawaran dari seorang teman untuk mendaftarkan diri dalam program Pembinaan UMKM YDBA. Tanpa pikir panjang, Tarmin mau.

Kala itu seiring dengan meningkatnya produksi di PT SSS, ia merasa perlu untuk mengembangkan kapasitas keterampilan dan kompetensi lain.

Utamanya dalam hal manajerial perusahaan, SDM, keuangan dan jaringan komunitas. Hal itu tepat bila ia bergabung dalam komunitas UMKM Binaan Astra melalui YDBA agar mendapatkan program pengembangan.

Pelatihan dan Pendampingan 5 R

Para UMKM Binaan Astra melalui YDBA juga mendapat pelatihan & pendampingan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R) & Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3).

Sutarmin betul-betul merasakan perubahan signifikan dalam kultur atau budaya kerja PT SSS setelah menerapkan 5R.

Budaya kerja itu tidak sekadar ditempel di dinding tempat produksi. Kala Espos berkunjung, tampak belasan karyawan muda menjaga kebersihan dan kerapian ruang kerja.

Advertisement

Senyum sapa dan keramahan juga menyambut para tamu yang berkunjung ke PT SSS.  Bagi Tarmin, itu sangat mempengaruhi kinerja dan efektivitas produksi.

Berdasarkan pantauan Espos, alat dan bahan produksi betul-betul ditata sesuai alur produksi. Dari awal (bahan mentah), proses setengah jadi, hingga finishing. 

Selain kultur kerja, pembinaan dari Astra melalui YDBA memberikan dampak baik pada pasar (market) dan jaringan (network) industrinya.

Misalnya, semula pesanan datang langsung kepada Tarmin.

Setelah mendapat kenalan dari sesama industri manufaktur pembuatan molding, kerap kali rekan sesama UMKM binaan YDBA meminta tolong Tarmin untuk membantu menggarap pesanan.

Bagi dia, saling membagi pesanan adalah hal wajar. Yang terpenting adalah kesamaan konsep dan komitmen untuk menepati janji.

Advertisement

“Oh misalnya di sana ada mesin ini, di sana tidak. Biasanya sesama UMKM akan minta bantuan kepada UMKM yang punya mesinnya,” katanya.

Tarmin tak takut barang produksi atau resep dapurnya diduplikasi oleh sesama UMKM pembuat molding. Bagi dia, UMKM manufaktur harus bergandengan tangan sebab tidak akan mungkin bisa berjalan sendiri.

Pada awalnya, PT SSS beromzet Rp100 juta-Rp150 juta per bulan. Kapasitas produksinya terbatas.

Namun kini, omzet telah naik hingga lebih dari Rp300 juta per bulan dan kapasitas produksi lebih dari empat mold per bulan dengan layanan desain produk, desain cetakan, assembling, hingga selesai.

Seiring naiknya omzet dan makin beragamnya pesanan yang datang, materi dan pelatihan dari YDBA membuatnya sadar betapa pentingnya tertib administrasi seperti cost calculation dan manajemen keuangan.

“Kayak gitu kan dulu saya enggak tahu sebab saya enggak sekolah,” kata dia.

Advertisement

YDBA melalui ydba.astra.co.id melaporkan, sejak November 2022 ada 39 IKM terlibat dalam kolaborasi rantai pasok industri manufaktur. Nilai transaksi yang dihasilkan mencapai Rp110 miliar dan melampaui target.

Tak hanya itu, YDBA memandang penting peningkatan kompetensi IKM dan UMKM binaan melalui program pembinaan, pelatihan & pendampingan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R) & Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3), Alat Ukur & Abnormality Proses, Cost Calculation, Human Resources Development (HRD), Fasilitasi Pasar, Manajemen Mutu ISO 9001, Manajemen Keuangan.

Advertisement
Ika Yuniati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif