by Wahyu Prakoso - Espos.id Solopos - Senin, 12 September 2022 - 04:00 WIB
Esposin, SOLO -- Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertan KPP) Kota Solo mencatat ada tiga pelaku usaha olahan daging anjing atau satai gukguk yang beralih menjual menu kuliner lain atas kesadaran sendiri.
Namun, hal itu tak bertahan lama. Mereka akhirnya kembali lagi berjualan kuliner olahan daging anjing. Kepala Bidang Veteriner Dispertan KPP Kota Solo Agus Sasmita menjelaskan tiga pelaku usaha itu berada di Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres.
Mereka berjualan olahan selain daging anjing namun hanya bersifat selingan pada tahun ini. "Sempat bakul tidak menjual daging anjing karena enggak ada pasokan. Itu kan pernah beralih ke rica-rica mentok,” katanya kepada Esposin, beberapa waktu lalu.
Agus menjelaskan usaha berjualan rica-rica mentok itu tidak berjalan mulus. Sampai dua bulan omzet pedagang di Solo tersebut tidak sebagus saat berjualan menu kuliner daging anjing atau satai gukguk, bahkan mereka merugi.
Menurut dia, pasokan daging anjing sempat berkurang setelah ada yang pemasok tertangkap polisi karena penyelundupan anjing di daerah lain. Selain sistem transaksi yang berubah dan pandemi Covid-19 juga berpengaruh pada pasokan daging anjing.
Baca Juga: Soal Aturan Larangan Daging Anjing, Bagian Hukum Solo: Baru Didiskusikan
“Metodenya berbeda. Dulu bayar belakangan namun sekarang ada uang ada barang. Metode baru ini berpengaruh, pengiriman sesuai duit yang dipunya,” ungkapnya.
“Solo sudah pernah mengalihkan usaha olahan daging anjing ke usaha lain. Yang sering saya temui itu rica-rica mentok,” paparnya.
Baca Juga: Solo Siap Larang Perdagangan Daging Anjing, Perda Segera Dibahas dengan DPRD
Sebelumnya, Agus mengatakan Pemkot Solo sudah tidak mengeluarkan rekomendasi pemasukan hewan khususnya anjing untuk konsumsi dari luar daerah. Hal itu sebagai salah satu upaya mengantisipasi persebaran penyakit rabies.
Agus mengatakan Dispertan KPP Solo menjalankan surat edaran dari Kementerian Pertanian terkait rekomendasi serta surat kesehatan lalu lintas anjing untuk konsumsi. Namun ia mengakui pedagangan anjing untuk konsumsi itu dilakukan secara diam-diam karena banyak jalur tikus.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Solo Evy Nurwulandari menambahkan rekomendasi dan surat kesehatan dari dinas masih bisa dikeluarkan untuk anjing dalam rangka hobi atau piaraan, bukan untuk konsumsi. Jumlahnya tidak signifikan atau satu dua ekor saja.