Langganan

2 Tari Klasik Keraton Solo Iringi Prosesi Kekancingan Gubernur Sulut - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id Solopos  -  Senin, 5 Agustus 2024 - 23:30 WIB

ESPOS.ID - Empat penari perempuan meragakan tari Srimpi Gindo Kusumo dalam pemberian gelar Gubernur Sulut, Olly Dondokambey di Sasana Handrawina Keraton Solo, Senin (5/8/2024). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Esposin, SOLO—Dua tari klasik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo disajikan dalam pemberian gelar kehormatan atau kekancingan untuk Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey dan sang istri Rita Dondokambey-Tamuntuan, Senin (5/8/2024) malam.

Pemberian gelar dilakukan di Sasana Handrawina Keraton Solo oleh SISKS Paku Buwono (PB) XIII. Setelah prosesi pemberian gelar usai, ada persembahan dari para penari abdi dalem Keraton yang meragakan tari Srimpi Gondo Kusumo dan tari Bambangan Cakil.

Advertisement

Sajian pertama adalah tari Srimpi. Diperagakan oleh empat penari perempuan dengan lembut dan gemulai. Para penari yang mengenakan baju adat Jawa dominan warna ungu itu bergerak pelan. Gerak demi gerak terasa sangat pelan dan selaras dengan musik gamelan.

Gerakan yang terkesan gemulai, menggambarkan kehalusan budi, kesopanan, dan kelemah lembutan.

Advertisement

Gerakan yang terkesan gemulai, menggambarkan kehalusan budi, kesopanan, dan kelemah lembutan.

Tari Srimpi sangat khusus. Tari bernuansa kerajaan ini biasanya hanya ditampilkan pada waktu-waktu penting. Bahkan pada awalnya, tarian ini hanya dipertunjukkan di hadapan raja dan kerabat kerajaan.

Tarian ini juga difungsikan sebagai tari pengiring upacara yang ada di kerajaan. Tarian ini pun dianggap sama sakralnya dengan benda pusaka tersebut karena melambangkan kekuasaan raja yang sudah ada sejak zaman Jawa Hindu. Karena tugas dan fungsinya yang sakral ini, tari Srimpi memiliki kedudukan khusus dan istimewa di Keraton.

Advertisement

Untuk empat elemen tersebut terdiri atas air, api, bumi, dan udara. Sedangkan mata angin utama adalah timur, barat, selatan, dan utara.

Sajian selanjutnya adalah tari Bambangan Cakil. Kali ini yang meragakan adalah dua penari laki-laki. Para penari memperagakan dengan gagah dan kuda-kuda yang lebar. Temponya pun lebih cepat.

Tidak heran tarian ini lebih terkesan maskulin, sebab tarian Bambangan Cakil menceritakan perang antara kebaikan dan kejahatan.

Advertisement

Karakter kebaikan pada pemeran menunjukkan gerakan lembut sedangkan kejahatan menunjukkan gerakan kasar dan kekerasan. Pemeran wayang dalam tarian ini adalah Arjuna sebagai pendekar dan Cakil sebagai raksasa.

Kata Bambangan mengacu pada pejuang keluarga Pandawa seperti Arjuna, Abimanyu, dan lainnya. Akhir cerita tari itu adalah ketika kejahatan kalah dengan kebaikan.

Dua tarian itu menjadi persembahan dari Keraton Solo kepada tamu undangan dan para hadirin. Sehingga prosesi pemberian gelar kepada Gubernur Sulut berjalan khidmat.

Advertisement

Pada kesempatan itu, Gubernur Sulut mendapatkan pangkat Pangeran Sentana, dengan gelar K.P.A Olly Dondokambey Darmonagoro. Sedangkan sang istri mendapatkan pangkat Sentana Riya Inggil, dengan gelar K.M.Ay. Rita Dondokambey Darmaningtyas.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif