Langganan

15 titik rawan Sukoharjo dijaga ketat - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Senin, 7 September 2009 - 16:20 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Sukoharjo (Espos)--Sebanyak 15 lokasi di Kota Makmur yang digunakan sebagai jalur mudik pada Lebaran mendatang rawan dengan kemacetan, kecelakaan lalu lintas serta pencopetan. Oleh sebab itu jajaran Polres Sukoharjo bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan masyarakat membangun lima pos pengamanan (Pospam) untuk penjagaan.

Sementara itu, Polres juga telah menyiapkan lima jalur alternatif untuk mudik. Dari lima jalur alternatif tersebut berdasar data yang diterima, kesemuanya memiliki kelemahan, antara lain jalan yang sempit yang tidak seimbang dengan volume kendaraan yang lewat serta jalanan yang bergelombang.

Advertisement

Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Sukoharjo, Kompol Muji Santoso dalam rapat koordinasi lintas sektoral dalam rangka Operasi Ketupat Candi 2009 menerangkan, sebanyak lima Pospam akan dibangun untuk mengantisipasi arus mudik.

"Lima Pospam akan kami buat di Kabupaten Sukoharjo. Pospam pertama berlokasi di Simpang Tiga Ngasem, Pospam kedua di Simpang Tiga Kartasura, Pospam ketiga di Simpang Empat Kartasura, sedang Pospam kelima di Songgorunggi," jelasnya kepada para tamu undangan yang hadir yaitu dari jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD), PLN, Jasa Raharja, organisasi massa (Ormas) serta unsur-unsur lainnya di Polres, Senin (7/9).

Selanjutnya, Muji menambahkan, di masing-masing Pospam memiliki karakteristik kerawanan masing-masing. Menurut data Polres, ada 15 titik rawan yang lokasinya tersebar di lima Pospam Sukoharjo. Kondisi rawannya kebanyakan didominasi kemacetan, kecelakaan lalu lintas serta pencopetan.

Advertisement

"Titik rawan macet di SMP III Kartasura misalnya, terjadi karena pertemuan arus lalu lintas dari Yogyakarta, Solo dan Semarang serta sebaliknya. Untuk pemecahannya, akan didirikan Pospam, memperketat pengaturan, penjagaan dan patroli serta menyiapkan pengalihan arus melalui jalur alternatif," terang dia.

Muji menambahkan, untuk jalur utara menuju Wonogiri kondisinya juga tidak jauh berbeda.

"Sebanyak 40% warga Wonogiri adalah masyarakat boro. Sedang jalan utama yang digunakan masyarakat Wonogiri adalah batas kota hingga Tanjung Anom. Di pertigaan Songgorunggi misalnya kondisi rawan kecelakaan, macet sampai pencopetan terjadi mulai mulai sebelum Lebaran hingga H+1 dan H+2 Lebaran," terang dia.

Advertisement

aps

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif