Langganan

Water Defender, Kunci Air Tetap Mengalir dari Umbul di Desa Ponggok Klaten - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Taufiq Sidik Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 18 Juli 2024 - 20:04 WIB

ESPOS.ID - Suasana Umbul Sigedhang, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Foto diambil April 2024. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Esposin, KLATEN -- Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, memiliki para penjaga mata air yang disebut water defender. Merekalah kunci pelestarian sumber mata air atau umbul agar terus mengalirkan air di desa tersebut.

Pembentukan water defender itu sebagai konsekuensi atas keberadaan dan pemanfaatan sumber air untuk kegiatan pariwisata maupun keperluan lainnya.

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Ponggok, Junaedi Mulyono, mengatakan para water defender itu terutama mereka para pelaku berbagai kegiatan di sumber mata air. Mereka melakukan upaya pelestarian agar debit air yang mengalir dari mata air tetap terjaga.

Salah satunya dengan menjaga vegetasi sebagai pelindung mata air. Junaedi menjelaskan upaya untuk menjaga vegetasi di lingkungan Desa Ponggok sudah dilakukan jauh-jauh hari. Hingga kini, hampir 2.000 pohon ditanam di desa tersebut.

Advertisement

Salah satunya dengan menjaga vegetasi sebagai pelindung mata air. Junaedi menjelaskan upaya untuk menjaga vegetasi di lingkungan Desa Ponggok sudah dilakukan jauh-jauh hari. Hingga kini, hampir 2.000 pohon ditanam di desa tersebut.

“Kalau ada orang nikah, ada mahasiswa yang skripsi atau penelitian di sini, saya tidak mau dikasih cinderamata. Tetapi saya memilih dikasih tanaman,” kata Junaedi saat ditemui Esposin di Umbul Sigedang-Kapilaler, Selasa (16/7/2024) malam.

Junaedi mengatakan upaya menjaga kelestarian umbul tak hanya di kawasan Ponggok. Desa setempat menggandeng sedulur banyu dari wilayah hulu yakni di lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.

Advertisement

“Semua yang ada mata air ini bareng-bareng, Rp50 atau Rp100 disisihkan untuk tangkapan air di hulu biar tidak ada masalah di kemudian hari. Saya sepakat nantinya ada water defender Klaten, bahkan seluruh Indonesia. Jadi mata air itu dijaga kelestariannya, tidak hanya dieksploitasi atau diambil keuntungannya semata,” jelas Junaedi.

Koordinator Lapangan Umbul Sigedhang-Kapilaler, Widodo, mengatakan water defender di Desa Ponggok sudah ada sejak lama. Para pelakunya yakni seluruh warga di desa tersebut. Tujuannya tak lain menjaga kelestarian alam termasuk menjaga debit sumber mata air.

“Itu sebagai upaya pelestarian alam. Khusus di Ponggok tidak boleh menebang pohon besar karena fungsinya untuk menyimpan air tanah. Setiap warga juga wajib menanam pohon lagi bila ada pohon tumbang. Tujuannya biar mata air tetap terjaga,” kata Dodo.

Advertisement

Dia menjelaskan ketika ada warga Ponggok yang hendak menebang pohon besar harus membuat surat pemberitahuan ke desa. “Jika mau dijual, dibeli dari desa, asal pohon tidak ditebang,” ungkap Dodo.

Dodo menjelaskan banyak dampak positif yang dirasakan dengan bergulirnya upaya pelestarian lingkungan tersebut. “Sumber mata air bisa langgeng dan pohon-pohon menjadi penyumbang oksigen," ujar Dodo.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif