by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Sabtu, 20 November 2021 - 16:58 WIB
Esposin, SRAGEN — Delapan desa di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar menggelar pasar budaya secara serentak pada Sabtu-Minggu (20-21/11/2021). Mereka dengan menyuguhkan hasil produksi desa masing-masing.
Pasar budaya itu didukung dan dipromosikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) lewat ajang Sangirun Night Trail Run 2021.
Pembukaan Sangirun Night Trail Run 2021 dilaksanakan pada Sabtu malam di Museum Sangiran, Krikilan, Kalijambe, Sragen. Dalam pembukaan itu diberangkatkan 100 pelari secara bertahap untuk menempuh rute sepanjang 25 km.
Delapan desa yang membuka pasar budaya itu akan disinggahi para peserta Sangirun Night Trail Run 2021. Delapan desa itu di antranya Krikilan (Kalijambe), Ngebung (Kalijambe), Bukuran (Kalijambe), Manyarejo (Plupuh), Sumomorodukuh (Plupuh), Pungsari (Plupuh), Brangkal (Gemolong), Rejosari (Kabupaten Karanganyar), dan Dayu (Kabupaten Karanganyar).
Baca Juga: Sangirun Night Trail 2021 Diramaikan 100 Pelari, Ada Artisnya Juga
Camat Kalijambe, Rusmanto, saat dihubungi Esposin, Sabtu, mengatakan Pasar Budaya Desa Krikilan itu sebenarnya sudah lama dan rutin diadakan setiap Minggu. Karena ada kegiatan Sangirun Night Trail Run 2021 maka pasar budaya dibuka selama dua hari, yakni Sabtu-Minggu.Di wilayah Kalijambe, kata dia, ada tiga desa yang sama-sama buka pasar budaya, yakni Krikilan, Bukuran, dan Ngebung. Dia mengatakan khusus Bukuran dan Ngebung itu baru dibuka kali kedua ini.
“Selain di Kalijambe ada desa-desa di Plupuh, Gemolong, dan Kabupaten Karanganyar yang juga membuka pasar budaya. Rencana para pelari sepanjang 25 km itu akan mampir ke tempat-tempat itu. Mayoritas pasar budaya itu menyediakan kuliner lokal dan tradisional serta suvenir. Seperti di Krikilan itu ada 40 stan yang dibuka dengan aneka kuliner tradisional dan suvenir,” katanya.
Baca Juga: Mau Diresmikan Bupati Sragen, Jembatan Wisanggeni Terendam, Batal Deh
Kepala Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, Widodo, menyampaikan antusian pengunjung di Pasar Budaya Krikilan berkurang karena ada tujuh desa lainnya yang buka pasar budaya secara bersamaan. Widodo menyampaikan turunnya pengunjung di Pasar Budaya Krikilan sampai 40%. Dia mengatakan sebenarnya pasar budaya yang dihelat desa itu berdiri sendiri dan terpisah dengan kegiatan Sangirun Night Trail Run 2021.“Kenapa delapan desa itu bisa kompak mengadakan pasar budaya karena dorongan dari Kemenparekraf. Kalau di Krikilan bisa jadi itu tindak lanjut atas kunjungan menteri dulu. Awalnya pengembangan pasar budaya itu hanya lima desa, yakni Krikilan, Ngebung, Bukuran, Manyarejo, dan Dayu di Kabupaten Karanganyar. Kemudian diperluas menjadi delapan desa itu. Mestinya setiap desa punya ciri khas sendiri tetapi ada yang sama dengan desa lainnya,” jelasnya.