Langganan

Selamat! Gara-Gara Kentongan Cs, Sibat Sewu Jebres Solo Mendunia

by Ivan Andimuhtarom Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 20 Desember 2017 - 02:00 WIB

ESPOS.ID - Anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Sewu menata perlengkapan di Posko Sibat PMI Sewu, Jebres, Solo, Kamis (14/12/2017). (M Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Nama Sibat Sewu kini mendunia.

Esposin, SOLO -- Kiprah Kelompok Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Sewu bakal dipromosikan ke seluruh dunia. Kerja-kerja mereka selama dua tahun terakhir dinilai patut menjadi contoh bagi masyarakat di manapun di penjuru bumi.

Advertisement

Hal itu diungkapkan perwakilan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, Surendra, saat memberi kata sambutan dalam acara peresmian Posko Sibat Sewu di RT 002/RW 002, Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, Kamis (14/12/2017).

Perwakilan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies asal Nepal, Surendra (kiri), bersama Wakil Ketua Bidang PB PMI Jateng sekaligus Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Pramana (kedua dari kanan), mencoba fasilitas di Posko Sibat PMI, di Sewu, Jebres, Solo, Kamis (14/12/2017). (M Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)
Advertisement

Perwakilan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies asal Nepal, Surendra (kiri), bersama Wakil Ketua Bidang PB PMI Jateng sekaligus Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Pramana (kedua dari kanan), mencoba fasilitas di Posko Sibat PMI, di Sewu, Jebres, Solo, Kamis (14/12/2017). (M Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Acara tersebut juga dihadiri perwakilan Red Cross Timor Leste, Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah, Kepala Markas PMI Solo, perwakilan PMI dari Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Boyolali serta Perum Jasa Tirta I.

“Saya turut berbahagia dengan berdirinya posko ini. Karena memang di program ini [kesiapsiagaan masyarakat] adalah prioritas. Ini penting untuk menunjukkan level kemampuan masyarakat menangani bencana,” ujar lelaki asal Nepal itu dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan oleh petugas.

Advertisement

“Kalau saya datang kemari lima tahun lagi, semoga programnya tetap dipertahankan melalui posko ini. Selamat atas peresmian ini. Terima kasih ke PMI dan pemerintah daerah. Saya akan mempromosikan kerja bagus dan contoh yang dilakukan Sibat Sewu dimanapun. Bahwa apa yang dilakukan ini jadi model untuk masyarakat di belahan bumi lainnya,” tuturnya.

Wakil Ketua Bidang PB PMI Jateng sekaligus Ketua badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Pramana, menilai Sibat telah memberi rasa aman kepada masyarakat. Sibat Sewu juga sudah membuat perencanaan sehingga saat bencana warga memahami jalur evakuasi, titik kumpul dan lainnya.

Ia berpesan, saat ini curah hujan cukup tinggi. Sibat Sewu diharapkan memanfaatkan kearifan lokal untuk mengantisipasi jika Early Warning System berbasis elektronik tak dapat digunakan.

Advertisement

Ia mencontohkan penggunaan kentongan dan peluit untuk memberi peringatam dini pada warga jika muka Sungai Bengawan Solo naik dari level hijau ke merah.

“Tolong meski ada posko, tetap ada yang jaga selama 24 jam,” kata dia.

Ia menilai Solo selalu menjadi yang terdepan dalam penanganan bencana. Hal senada juga dilakukan oleh Sibat.

Advertisement

“Sibat Sewu jadi percontohan pertama di Jawa Tengah. Kami tunggu inovasi lain,” kata dia sambil melirik Ketua Sibat Sewu, Budi Utomo.

Budi Utomo, saat ditemui wartawan seusai peresmian, mengatakan posko tersebut diharapkan bisa jadi tempat milik bersama, tak hanya sibat. Menurutnya, anak-anak SD bisa belajar komputer atau ingin menggunakannya untuk belajar.

“Sibat ini terbuka. Masyarakat boleh bergabung. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga kampung ini. Kami berharap dengan posko ada banyak anggota lebih muda baru,” katanya.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif