Langganan

Selain Ketua KPPS, Seorang Pengawas TPS di Nogosari Boyolali Juga Meninggal - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 17 Februari 2024 - 15:47 WIB

ESPOS.ID - Pengawas tempat pemungutan suara (PTPS) Glonggong, Nogosari, Boyolali, Pinang Yolanda Restu Mahendra, meninggal dunia. (Istimewa)

Esposin, BOYOLALI – Seorang pengawas tempat pemungutan suara (PTPS) Desa Glonggong, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Pinang Yolanda Restu Mahendra, meninggal dunia pada Sabtu (17/2/2024).

Ketua Bawaslu Boyolali, Widodo, menyampaikan Pinang meninggal dunia tidak saat bertugas. Ia menjelaskan Pinang sakit menjelang hari pemungutan suara, bukan saat hari pencoblosan. Walaupun begitu, Widodo mengungkapkan Pinang telah menjalani seluruh persiapan sebagai pengawas TPS.

Advertisement

“H-1 pemungutan suara kami dikabari dari keluarga kalau yang bersangkutan tidak bisa bertugas karena sakit dan masuk rumah sakit, jadi tugasnya dibanjeli [diampu] oleh Panwascam setempat,” kata dia kepada Esposin, Sabtu.

Ia mendengar kabar bahwa mendiang Pinang jatuh sakit karena masalah trombosit. “Bukan pas tugas [meninggalnya], akan tetapi karena beliau PTPS dan sudah melaksanakan tugas persiapan dan sebagainya, tetap kami hormati sebagai keluarga besar kami. Kami uruskan juga untuk jaminan kematian,” kata Widodo.

Advertisement

Ia mendengar kabar bahwa mendiang Pinang jatuh sakit karena masalah trombosit. “Bukan pas tugas [meninggalnya], akan tetapi karena beliau PTPS dan sudah melaksanakan tugas persiapan dan sebagainya, tetap kami hormati sebagai keluarga besar kami. Kami uruskan juga untuk jaminan kematian,” kata Widodo.

Penyerahan santunan jaminan kematian rencananya diserahkan oleh Bawaslu Provinsi Jawa Tengah atau Bawaslu RI.

Sementara itu, Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Organisasi Bawaslu Boyolali, Tedjo Dwijanto, mengungkapkan Pinang meninggal dunia pukul 11.00  WIB.

Advertisement

Sebelumnya, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dari TPS 007 Salakan, Teras, Boyolali, Didik Wahyu di, juga meninggal dunia. Ia meninggal dunia pada Sabtu (17/2/2024) malam.

Koordinator Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Boyolali, Aniek Ambarwati, memberitahukan Didik meninggal dunia di usia 54 tahun di RSU Islam Boyolali pada Sabtu sekitar pukul 00.30 WIB.

“Untuk santunan jaminan kematian secara simbolis telah diserahkan kepada keluarga Sabtu ini,” kata dia.

Advertisement

Anggota PPK Teras, Kaiddin, menginformasikan kronologi kejadian berawal dari pemungutan suara di TPS 007 Salakan pada Rabu (14/2/2024). Pemungutan suara berjalan sampai pukul 13.00 WIB lalu istirahat satu jam untuk salat dan makan.

Lalu, pukul 14.00 WIB, para petugas KPPS melanjutkan penghitungan suara hingga pukul 23.00 WIB. Dilanjutkan melengkapi penulisan administrasi sampai Kamis (15/2/2024) pukul 01.00 WIB.

“Kemudian istirahat sebentar karena saudara Didik sudah merasa pusing dan mual. Namun, karena merasa mempunyai tanggung jawab sebagai ketua KPPS, yang bersangkutan tetap mengirim kotak suara ke balai desa bersama petugas KPPS yang lain sekitar pukul 01.15 WIB,” terang dia.

Advertisement

Lalu, sepulang dari balai desa, mendiang Didik merasa pusing, mual, dan badannya lemas. Didik lalu beristirahat di rumah dari Kamis pagi sampai Jumat (16/2/2024) sore.

“Jumat sore sekitar pukul 17.30 WIB dilarikan ke RSI Boyolali dan mendapatkan penanganan, pukul 00.30 saudara Didik meninggal,” terang Kaiddin.

Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif