Langganan

Segera Diresmikan, Ini Tantangan yang Dihadapi Sentra Batik Sukowati di Sragen - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tri Rahayu Kaled Hasby Ashshidiqy  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 12 Desember 2023 - 11:06 WIB

ESPOS.ID - Warga melintas di depan Gedung Pusat Batik Sukowati Sragen yang menempati lahan eks Pasar Nglangon Sragen, Senin (11/12/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN — Pemkab Sragen akan memiliki gedung yang menjadi sentra display kerajinan batik produksi Bumi Sukowati. Pembangunan Gedung Pusat Batik Sukowati Sragen sudah rampung dan rencananya diresmikan pada pekan ini, tepatnya Jumat (15/12/2023).

Muncul pertanyaan di benak publik, apakah gedung tiga lantai ini benar-benar mampu menjadi sarana yang efektif untuk mendorong pengembangan kerajinan batik di Sragen?

Advertisement

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, mengatakan Pusat Batik Sukowati itu akan menampung dan mempromosikan produk-produk dari semua industri kecil menengah [IKM] batik di Kabupaten Sragen.

Untuk mendukung itu, gedung senilai Rp15,5 miliar itu dilengkapi dengan fasilitas berupa galeri promosi, ruang produksi berupa ruang celup batik tulis, ruang desain, ruang pertemua, dan musala.

Advertisement

Untuk mendukung itu, gedung senilai Rp15,5 miliar itu dilengkapi dengan fasilitas berupa galeri promosi, ruang produksi berupa ruang celup batik tulis, ruang desain, ruang pertemua, dan musala.

Pusat Batik Sukowati akan dikelola UPTD Perindustrian yang menaungi sejumlah industri di Sragen, termasuk di Factory Sharing yang ada di Kecamatan Gemolong.

Jauh hari sebelum Gedung Pusat Batik Sukowati rampung dibangun, muncul sejumlah pro kontra di kalangan pengusaha batik.

Advertisement

Pemkab disarankan membangun Pusat Batik Sukowati Sragen di kampung batik, seperti di Kliwonan dan Pilang di Kecamatan Masaran atau di Pungsari di Kecamatan Plupuh.

Ia menyampaikan prospek ekonomi di Nglangon itu berbeda. Dia punya pengalaman saat membuka kios batik di Waduk Melati, Jakarta, beberapa tahun lalu. Dia ingat saat itu buka kios batik di sana gratis dan difasilitasi Dinas Perdagangan setempat. Gedung dibuatkan dan pelaku usaha batik seluruh Indonesia diberi ruang di sana, tetapi akhirnya tidak berkembang.

“Sekarang gedung berlantai 10 itu tidak berfungsi. Jadi lokasi membangun Pusat Batik Sukowati  di eks Pasar Nglangon itu perlu dipertimbangkan. Kalau bisa diletakkan di Kampung Batik Kliwonan, Pilang, atau di Plupuh. Kalau di Nglangon,  prospeknya kurang dan dikhawatirkan mangkrak. Pasar kalau tidak ada pengunjungnya lama-lama pedagangnya ya mretheli,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu, pendapat berbeda disampaikan pengrajin Batik Pilang, Masaran, Sugiyamto. Ia justru menyambut positif rencana pembangunan Pusat Grosir Batik Sragen di eks Pasar Nglangon. Yang terpenting menurutnya adalah bagaimana pelaku usaha dibantu pemasarannya.

Dia mengatakan segmen yang disasar pelaku usaha di Pusat Grosir Batik Sragen akan berbeda segmen pedagang pasar dan kampung batik.

“Mungkin ada dinas tertentu yang pesan seragam ke pengrajin di Kampung Batik atau di pusat grosir. Kerja sama itu penting untuk menghidupkan dan membantu ekonomi di Kabupaten Sragen,” ujarnya.

Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif