by Newswire Ahmad Baihaqi - Espos.id Solopos - Senin, 6 September 2021 - 09:02 WIB
Esposin, KLATEN – Satu demi satu fakta menarik terungkap dari penemuan terowongan kuno di Dusun Samber, Desa Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Terowongan itu diperkirakan dibangun pada zaman Belanda sekitar tahun 1930 untuk keperluan pengairan.
Analis Cagar Budaya dan Museum Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten, Avi Elsatyawira, mengungkapkan perkiraan pembangunan waktu pembangunan terowongan itu, Sabtu (4/9/2021).
“Terowongan itu saluran air yang sudah tidak digunakan lagi. Dibangun tahun 1930 untuk pengairan,” jelasnya, seperti dilansir Detik.com.
Baca juga: Ditawar Rp17 Juta, Ikan Buas yang Ditemukan di Trucuk Klaten Ternyata Jenis Toman
Baca juga: Ditawar Rp17 Juta, Ikan Buas yang Ditemukan di Trucuk Klaten Ternyata Jenis Toman
Selain terowongan, tim dari Pemkab Klaten juga menemukan bekas pagar tembok.
“Sedang yang di pinggir jalan itu pagar dan di atasnya saluran air juga. Tapi sudah tidak berfungsi dibangun tahun 1967,” papar Avi.
Baca juga: Awas Kecele Lur! Jalan Utama Menuju Umbul Ponggok Klaten Ditutup 2 Pekan Lho
Lebih lanjut, Deni menambahkan terowongan kuno serupa sebelumnya ditemukan di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten. Namun dia menyebut saluran air itu dibangun untuk kepentingan pabrik gula.
Seperti diketahui, terowongan kuno di Trucuk, Klaten, itu ditemukan oleh warga saat menggali tanah untuk membuat kolam pemancingan.
Sementara terowongan kuno lainnya sebelumnya ditemukan warga pada November 2019 di kawasan Cokro, Tulung, Klaten. Terowongan itu diduga merupakan terowongan De Suiker Fabriek Tjokro Toelong alias terowongan Pabrik Gula (PG) Tjokro Toeloeng di zaman Belanda.
Keberadaan terowongan kuno di Trucuk Klaten kian menyita perhatian perhatian khalayak dengan adanya penemuan ikan buas di dekat lokasi tersebut.
Baca juga: Terowongan Kuno di Trucuk Klaten Ternyata Dibangun Zaman Belanda untuk Saluran Irigasi
Ikan buas itu merupakan ikan toman yang diketahui merupakan ikan asal Kalimantan. “Ikan toman. Yang nemu orang cari ikan dengan alat setrum sekitar sepekan yang lalu,” ujar seorang warga sekitar, Partomo, Sabtu (4/9/2021).
“Bobotnya sekitar 7 kilogram, itu ikan buas pemakan daging. Saya yakin tidak hanya satu itu di sini,” lanjut Partomo.
“Ikannya besar, ditemukan sore hari, katanya ditawar ada yang mau beli Rp17 juta tapi tidak dijual,” tutur Ari.
Baca juga: Tiga Kali Gagal Masuk Akpol, Putra Kapolri Pilih jadi Pegawai Bank
Kades Sabrang Lor, Budi Andriyanto, juga membenarkan informasi penemuan ikan buas itu.
“Iya [sejenis piranha] tapi varian dari Kalimantan. Dari mana asalnya kita juga tidak tahu,” kata Budi.
Budi mengatakan lokasi penemuan terowongan kuno itu memang berupa kolam atau embung. Rencananya lokasi tersebut akan ditata untuk dijadikan objek wisata pemancingan. “Karena ini kolam, kita tata untuk pemancingan. Nantinya ada kuliner juga,” sambung Budi.
Baca juga: Waduh! Warga Klaten Terdampak Tol Solo-Jogja Temukan Kejanggalan pada Taksiran UGR
Penelusuran Esposin dari berbagai sumber, toman adalah nama sejenis ikan buas dari suku ikan gabus. Ikan ini memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan ikan gabus.
Ikan toman memiliki ciri kepala besar dan mulut besar, serta memiliki gigi runcing tajam. Tubuhnya bulat panjang seperti torpedo serta ekor membulat. Ikan toman ini dapat tumbuh besar mencapai panjang lebih dari satu meter.
Ikan toman ini tergolong sebagai ikan buas, yakni predator yang memangsa aneka jenis ikan lainnya. Tak hanya itu, ikan ini juga bisa memangsa hewan lain seperti serangga dan kodok yang berada di lingkungannya. Ikan toman biasanya tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan.