Langganan

Produksi Susu Sapi Boyolali Turun 12 Juta Liter, Disnakkan Bikin Terobosan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 19 Juli 2024 - 15:23 WIB

ESPOS.ID - Peternak binaan Disnakkan Boyolali mengolah pakan hijau menjadi silase atau fermentasi agar bisa tahan lama tanpa mengurangi kualitas, beberapa waktu lalu. (Istimewa/Disnakkan Boyolali)

Esposin, BOYOLALI -- Produksi susu sapi di Kabupaten Boyolali pada 2023 turun 12 juta liter dibandingkan 2022. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali mencatat pada 2022 produksi susu sebanyak 51 juta liter, sedangkan pada 2023 hanya 39 juta liter.

Penurunan drastis sebanyak 12 juta liter tersebut membuat Disnakkan Boyolali harus memutar otak mencari terobosan strategi dan bertindak untuk mewujudkan Kemandirian Pakan Bagi Peternak Sapi untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak di Kabupaten Boyolali atau Merappi Merona.

Advertisement

Kepala Bidang Produksi Ternak Disnakkan Boyolali, Anton Sarwoko, menyampaikan Boyolali dikenal sebagai produsen susu sapi terbanyak di Jawa Tengah. Akan tetapi, ia melihat peternak masih terlalu berfokus pada kuantitas pakan bukan kualitasnya.

Anton menjelaskan program Merappi Merona bertujuan mengurangi ketergantungan peternak pada pakan pabrikan dengan cara meningkatkan kualitas pakan. Selain itu, ia menyoroti harga pakan pabrikan juga meningkat tiap tahunnya.

Advertisement

Anton menjelaskan program Merappi Merona bertujuan mengurangi ketergantungan peternak pada pakan pabrikan dengan cara meningkatkan kualitas pakan. Selain itu, ia menyoroti harga pakan pabrikan juga meningkat tiap tahunnya.

“Merappi Merona memiliki fokus utama pada peningkatan kualitas pakan ternak  dengan  mendorong penggunaan pakan berkualitas tinggi yang mudah diakses dan terjangkau oleh peternak,” ujar dia, Jumat (19/7/2024).

Program Merappi Merona dilakukan melalui edukasi dan pendampingan kepada peternak dalam pembuatan pakan fermentasi dan pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber pakan alternatif.

Advertisement

Ia berharap program Merappi Merona dapat menjadi solusi untuk mewujudkan kemandirian peternak dalam hal pakan ternak dan meningkatkan pendapatan mereka.

“Diharapkan program ini dapat mendukung peternak mengatasi permasalahan peternakan, terutama penyediaan pakan hijauan ternak bukan konsentrat,” kata dia.

Ia mengatakan dengan pemberian pakan ternak yang berkualitas, bobot sapi bisa naik hingga 1,5 kilogram per hari. Ketika bobot ternak naik secara sehat, produksi susu bahkan daging di Boyolali menjadi lebih tinggi. Anton menyebut saat ini rata-rata bobot ternak naik kurang dari 800 gram.

Percontohan

Ia mencatat produktivitas susu sapi di Boyolali pernah mencapai 15 liter-25 liter per ekor per hari. Namun, saat ada wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), produktivitas itu turun menjadi di bawah 3 liter, dan saat ini sudah mulai membaik di angka 10 liter per ekor per hari.
Advertisement

Hal tersebut membuat produksi susu sapi tahunan di Boyolali turun dari 2022 sebanyak 51 juta liter menjadi 39 juta liter pada 2023. “Kalau dilihat, produksi susu di Boyolali sempat terimbas PMK dan LSD. Proses penyembuhan ternak yang sudah terkena LSD atau PMK yang paling berhasil adalah pemberian pakan berkualitas,” jelasnya.

Anton menjelaskan implementasi Merappi Merona dilakukan dengan membina peternak mulai dari penyediaan pakan, cara budi daya ternak yang baik, hingga penerapan teknologi pakan yang baik.

Terkait penerapan Merappi Merona, Disnakkan Boyolali telah membuat percontohan di satu peternakan dalam jangka pendek hingga Agustus. Nantinya, program itu bakal dikembangkan ke tiga peternakan, dan terus bertambah seiring waktu.

Advertisement

“Semisal hijauan pakan yang semula diberikan dalam bentuk segar, kami alihkan jadi silase atau fermentasi. Proses tersebut bisa meningkatkan kualitas pakan, sekaligus bisa disimpan dalam waktu yang lama tanpa mengurangi kualitas pakan,” kata dia.

Sementara itu, Kabag Susu KUD Musuk, Boyolali, Drajat Triwibowo, membenarkan produksi susu di tempatnya turun drastis pada 2023. Senada dengan Disnakkan Boyolali, ia juga menyebut turunnya produksi susu dikarenakan banyak sapi yang sakit PMK hingga terjadi penurunan populasi.

“Normalnya sehari KUD Musuk menerima 30.000 liter susu, pada 2023 turun jadi hanya 18.000 liter. Sekarang sudah mulai naik lagi jadi 24.000 liter. Itu untuk pengambilan pagi dan sore,” kata dia, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan produksi susu tersebut dari sekitar 1.000 peternak dan masing-masing peternak memelihara sapi dengan jumlah bervariasi mulai satu ekor hingga 15 ekor sapi perah. Namun, ia mengaku tidak menghitung jumlahnya karena populasi sapi naik-turun.

Drajat berharap para peternak yang mengetahui sapinya mengalami gejala PMK untuk segera disembuhkan. Semisal tidak memungkinkan bisa langsung dijagal dan tidak mengganggu kesehatan sapi lain.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif