Langganan

Petani Sragen Kesulitan Cari Elpiji 3 Kg, Harganya Tembus Rp35.000/Tabung - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 25 Agustus 2024 - 12:36 WIB

ESPOS.ID - Seorang petani menggunakan elpiji 3 kg untuk bahan bakar pompa air saat mengairi sawahnya di wilayah Sine, Sragen, Sabtu (24/8/2024). (Solopos/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN -- Para petani di Kabupaten Sragen mulai kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg untuk bahan bakar pompa air guna mengairi sawah mereka. Selain itu, kalaupun ada, elpiji itu harganya mahal mulai Rp22.000 hingga Rp35.000 per tabung.

Harga itu pun didapat dengan cara hunting atau berburu ke sejumlah pengecer. Seorang petani asal Sine, Sragen, Sugiyo, 63, mengungkapkan untuk mengairi sawahnya seluas satu patok membutuhkan dua tabung elpiji 3 kg.

Advertisement

Dia biasanya membeli elpiji 3 kg dengan harga Rp20.000/tabung. Namun, dua pekan terakhir, Sugiyo kesulitan mencari elpiji ukuran tersebut hingga harus berburu ke sejumlah pengecer di wilayah Sragen Kota.

"Pada Jumat [23/8/2024] sore, saya mendapat elpiji 3 kg dengan harga Rp35.000/tabung. Karena butuh barang, berapa pun harganya tetap saya beli. Memang sulit mencari elpiji. Biasanya harganya Rp20.000-Rp22.000/tabung, sekarang malah sampai Rp35.000/tabung. Sejak dua pekan lalu sudah naik," ujar Sugiyo saat berbincang dengan Esposin di sawahnya, Minggu (25/8/2024).

Advertisement

"Pada Jumat [23/8/2024] sore, saya mendapat elpiji 3 kg dengan harga Rp35.000/tabung. Karena butuh barang, berapa pun harganya tetap saya beli. Memang sulit mencari elpiji. Biasanya harganya Rp20.000-Rp22.000/tabung, sekarang malah sampai Rp35.000/tabung. Sejak dua pekan lalu sudah naik," ujar Sugiyo saat berbincang dengan Esposin di sawahnya, Minggu (25/8/2024).

Sugiyo sudah ke pangkalan elpiji di Nglangon namun stoknya habis sehingga ia harus berkeliling mencari elpiji sampai ke Sragen Tengah. Menurutnya, menggunakan elpiji untuk bahan bakar pompa air lebih irit daripada bahan bakar minyak (BBM).

Dia mengungkapkan dengan elpiji hanya perlu biaya rata-rata Rp50.000 per patok untuk mengairi sawah pakai pompa air, sedangkan kalau pakai BBM bisa habis sampai Rp100.000/patok.

Advertisement

Petani lainnya, Suratno, 52, mengaku mendapatkan elpiji 3 kg dengan harga Rp25.000/tabung. Dia mengatakan kalau tidak mendapatkan elpiji ia beralih ke bensin. Namun dia mengutamakan elpiji terlebih dahulu.

Dia menggunakan dua pompa air untuk mengairi sawahnya, masing-masing berkapasitas 3 PK dan 5 PK. "Kalau pompa air 3 PK itu membutuhkan 9-10 jam, sedangkan kalau pompa air 5 PK membutuhkan waktu 6-7 jam per patok," ujarnya.

Dia berharap segera ada hujan karena sehingga tidak perlu mengairi sawah menggunakan pompa berbahan bahan elpiji. Selama tidak ada hujan, pengairan sawah harus dilakukan tiga hari sekali.

Advertisement

Dia menggarap dua patok sawah dan membutuhkan banyak elpiji. Dia mengatakan hampir seluruh petani di wilayah Sine menggunakan elpiji untuk bahan bakar pompa air.

"Umur tanaman baru dua pekan sehingga masih banyak membutuhkan air. Kami hanya mengandalkan sumur dalam karena air dari saluran Colo Timur juga sudah tidak mengalir lagi," jelasnya.

Sementara itu, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menggelontor alokasi tambahan elpiji 3 kg sebanyak 29.040 tabung ke wilayah Kabupaten Sragen, Minggu (25/8/2024).

Advertisement

Penambahan alokasi elpiji 3 kg itu dilakukan sejak 19 Agustus sebanyak 8.120 tabung, 23 Agustus sebanyak 10.000 tabung, dan 24 Agustus sebanyak 10.920 tabung.

Area Manager Communication Relations & Corporate Social Responsibility PT Pertamina Patra Niaga Reginal Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, kepada Esposin, Minggu, menyampaikan tambahan fakultatif elpiji 3 kg tersebut didasarkan pada permintaan Pemkab Sragen

Permintaan diajukan menyusul adanya peningkatan kebutuhan elpiji 3 kg untuk pengairan pertanian di musim kemarau dan banyaknya acara hajatan atau event warga di Kabupaten Sragen.

“Kami juga berkoordinasi dengan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas [Hiswana Migas] setempat terkait peningkatan kebutuhan elpiji tersebut. Saya menekankan kepada para agen dan pangkalan tetap memprioritaskan konsumen akhir,” ujarnya.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif