Langganan

Pengembangan Kedelai di Klaten akan Jadi Pilot Project di Tanah Air - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Taufiq Sidik Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 19 Agustus 2022 - 15:35 WIB

ESPOS.ID - Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian, Yuris Tiyanto, dan Bupati Klaten, Sri Mulyani, melakukan panen kedelai di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Kamis (18/8/2022). (Istimewa/Bagian Prokopim Klaten)

Esposin, KLATEN -- Produktivitas kedelai yang ditanam petani di Kecamatan Cawas pada musim kali ini mengalami peningkatan dari 1,7 ton per hektare (ha) menjadi 3,4 ton per ha. Peningkatan produktivitas itu berdasarkan hasil tanam kedelai di wilayah Desa Burikan, Kecamatan Cawas yang mendapatkan pendampingan dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM.

“Di sini saya lihat semangat petani luar biasa dengan pendampingan dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Saya berharap Kecamatan Cawas ke depan menjadi soybean village, yakni perkampungan kedelai yang mengembangkan dari hulu sampai hilir. Jadi sampai ke pengolahan hasil di Kecamatan Cawas. Ini menjadi program pilot project untuk diaplikasikan ke seluruh Indonesia,” kata Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian (Kementan), Yuris Tiyanto, saat panen kedelai di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Kamis (18/8/2022).

Advertisement

Yuris menilai program itu bisa membangkitkan kedelai nasional guna mengurangi impor kedelai. Soal jumlah impor kedelai nasional, Yuris mengatakan hingga 2021, impor kedelai Indonesia mencapai 2 juta ton. Sementara, produksi kedelai dalam negeri rata-rata per tahun 0,3 juta ton.

“Sekitar 86 persen kedelai berasal dari impor. Ini [impor kedelai] sudah berlangsung selama 25 tahun. Sementara, kedelai itu sudah ada di Indonesia sejak lama. Sesuai Serat Centhini [karya besar sastra Jawa lama yang banyak mengandung berbagai macam pengetahuan], kedelai ada di Indonesia sejak abad ke-14 atau sebelum Amerika mengenal kedelai, Indonesia sudah mengenal. Kenapa sampai 25 tahun kita masih impor? Hari ini kami bangkitkan kedelai, supaya Indonesia bisa berdaulat di negeri sendiri,” kata Yuris.

Yuris menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2026. Namun, dia menjelaskan ada percepatan target swasembada kedelai yakni pada 2024.

Advertisement

Baca Juga: Sego Wiwit Khas Klaten, Menu Tradisional Tak Lekang oleh Zaman

Yuris menambahkan ada persyaratan agar target swasembada itu tercapai. Produktivitas kedelai harus mencapai 3 ton per ha. Angka produktivitas kedelai di Cawas dari hasil ubinan pertama sudah mencapai 3,24 ton per ha.

“Saya kira ini modal utama. Tetapi kata kuncinya ada dua, yakni pendampingan dan melengkapi input produksi. Itu harus lengkap. Ini bisa diselesaikan apabila semua pihak mau mendukung input produksi bisa dipenuhi petani,” kata dia.

Advertisement

Bupati Klaten, Sri Mulyani, menjelaskan lahan yang ditanami kedelai di Desa Burikan seluas 200 ha. Luas lahan kedelai yang memasuki panen sekitar 80 ha. Sementara, lahan yang mendapatkan pendampingan dari UGM seluas 10 ha.

Baca Juga: Begini Keresahan Petani Kedelai Cawas Klaten di Tengah Anomali Cuaca

“Dengan penghargaan dari Provinsi Jawa Tengah, kami berharap bisa semakin memotivasi mencapai luas tanam kedelai,” kata Mulyani.

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif