by Danur Lambang Pristiandaru Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Jumat, 28 Oktober 2016 - 11:15 WIB
Esposin, SOLO — Sejumlah pedagang sound system mobil bekas di Pasar Elpabes Solo mengeluhkan penjualan mereka yang menurun drastis sejak direlokasi tiga tahun yang lalu.
Salah satu pedagang sound system mobil bekas di pasar tersebut, Tinton Bagaswara, mengatakan pendapatannya turun drastis sekitar 200% sejak mereka menempati kios yang baru.
“Dahulu sewaktu masih menempati pasar yang lama, saya bisa mendapatkan laba bersih sekitar Rp200.000 per hari. Namun sejak menempati kios yang baru, dapat keuntungan bersih Rp50.000 per hari saja saya sudah bersyukur,” ungkap dia di kiosnya, Rabu (26/10/2016).
“Dahulu sewaktu masih menempati pasar yang lama, saya bisa mendapatkan laba bersih sekitar Rp200.000 per hari. Namun sejak menempati kios yang baru, dapat keuntungan bersih Rp50.000 per hari saja saya sudah bersyukur,” ungkap dia di kiosnya, Rabu (26/10/2016).
Dia juga mengeluhkan kondisi basement pasar yang gelap. Padahal basement tersebut seyogyanya bisa dipergunakan sebagai tempat untuk memasang sound system ke mobil pelanggan.
“Sampai saat ini, kami menggunakan parkiran di sekitar pasar sebagai tempat untuk memasang sound system ke mobil pelanggan. Akan tetapi saat musim hujan, kami terpaksa menggunakan basement untuk memasang sound system tersebut berbekal lampu milik kami pribadi,” imbuhnya.
Selain itu, Joko menambahkan, hanya ada tiga kios yang dimanfaatkan untuk berjualan di lantai III. Sebagian lainnya dipergunakan sebagai gudang penyimpanan barang milik pedagang yang memiliki kios di lantai II.
Joko berharap paguyuban pedagang dan pengelola pasar bisa bersinergi membikin acara untuk mempromosikan keberadaan pasar.
“Sebagai contoh Pasar Notoharjo di Semanggi. Sejak pasar tersebut diresmikan, ada saja acara di pasar tersebut. Acara-acara tersebut berhasil menarik atensi dari masyarakat, sehingga pasar menjadi dikenal dan penjualan menjadi meningkat. Setelah pasar tersebut dirasa cukup dikenal, acara-acara itu kemudian disetop dan pasar itu masih ramai pembeli sampai sekarang,” kata dia.
Terpisah, Lurah Pasar Elpabes, Andreas Widodo, mengucapkan dari 217 kios yang ada di pasar tersebut, hanya sekitar 25% kios yang digunakan oleh pedagang.
Widodo, sapaan akrabnya, menyambut baik apabila pedagang dan paguyuban pedagang menginisiasi adanya sebuah acara yang bertujuan untuk meramaikan pasar.
“Karena kami tidak bisa berjalan sendiri untuk melakukan promosi. Harus pedagang dan paguyuban pedagang sendiri yang menginisiasi. Selanjutnya, inisiasi tersebut kami sampaikan kepada atasan dan mari kita sama-sama meramaikan penjualan di pasar ini,” tutur dia.
Terkait dengan gelapnya basement pasar, dia mengatakan pihak pengelola pasar proaktif untuk merawat sarana dan prasarana yang ada. “Kalau ada lampu yang mati, kami selalu sigap untuk mengganti,” pungkasnya.