Langganan

ORANG TENGGELAM WONOGIRI : Pulang dari Memanen Padi, 2 Perempuan Purwantoro Terseret Arus Deras Sungai - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Rudi Hartono Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 9 Maret 2018 - 16:25 WIB

ESPOS.ID - Tim SAR mencari Misiyem di Sungai Kresek, Sumber, Kepyar, Purwantoro, Wonogiri, Jumat (9/3/2018). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Dua perempuan warga Purwantoro, Wonogiri, hanyut terbawa arus sungai yang tiba-tiba datang.

Esposin, WONOGIRI -- Dua perempuan warga Kepyar, Purwantoro, Wonogiri, hanyut terseret arus sungai yang tiba-tiba datang, Kamis (8/3/2018). Saat itu keduanya tengah berjalan melewati jembatan kayu dalam perjalanan pulang dari memanen padi.

Advertisement

Di sisi lain, satu orang juga hanyut di sungai wilayah Watangsono, Jatisrono, Wonogiri, pada hari yang sama. Dari total tiga orang yang hanyut itu, dua orang ditemukan meninggal dunia, sementara satu orang lainnya hingga Jumat (9/3/2018) pukul 13.30 WIB belum ditemukan.

Informasi yang dihimpun Esposin dari berbagai sumber, Jumat, tiga orang tenggelam tersebut yakni Suti, 40, dan Misiyem, 50, mereka warga Dusun Sumber RT 003/RW 005, Desa Kepyar, Purwantoro, dan Bagas Prasetyo, 20, warga Siman RT 002/RW 003, Desa Siman, Ponorogo, Jawa Timur.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Esposin dari berbagai sumber, Jumat, tiga orang tenggelam tersebut yakni Suti, 40, dan Misiyem, 50, mereka warga Dusun Sumber RT 003/RW 005, Desa Kepyar, Purwantoro, dan Bagas Prasetyo, 20, warga Siman RT 002/RW 003, Desa Siman, Ponorogo, Jawa Timur.

Suti dan Misiyem diduga kuat hanyut bersamaan setelah diterjang aliran air besar seperti air bah yang datang tiba-tiba saat menyeberangi Sungai Kresek melalui jembatan kayu. Bagas hanyut saat bermain di sungai bersama teman-temannya.

Camat Purwantoro, Joko Susilo, kepada Esposin menginformasikan Suti ditemukan dalam kondisi meninggal dunia tersangkut celah batu di kedalaman lebih kurang 1 meter sekitar 200 meter dari lokasi dia terjatuh, Jumat pagi. Beberapa jam kemudian keluarga memakamkannya di permakaman dusun setempat.

Advertisement

“Pencarian masih dilakukan. Semua bergotong royong mencari Ibu Misiyem yang diduga kuat juga hanyut di sungai,” kata Joko Susilo.

Dia menceritakan berdasar analisis di lapangan diduga kejadian bermula ketika Suti dan Misiyem melintasi jembatan kayu. Sebelumnya mereka bekerja memanen padi di sawah tak jauh dari lokasi kejadian.

Setelah selesai memanen keduanya pulang jalan kaki dengan mengambil jalan pintas menyeberangi sungai. Mereka enggan menunggu mobil yang sedianya mengangkut pulang rombongan pekerja pemanen padi karena tak mau terlalu lama menunggu.

Advertisement

Akhirnya keduanya memilih jalan pintas karena bisa lebih cepat sampai rumah. Jarak sawah dengan rumah mereka di Sumber jika melalui jalan pintas lebih kurang 1,3 km.

Saat melintasi jembatan mereka terempas arus besar yang datang tiba-tiba. Akibatnya mereka terjatuh ke sungai yang kedalamannya mencapai 1,5 meter-2 meter. Kronologi masih dugaan karena tidak ada saksi yang menyaksikan peristiwa sebenarnya.

Mereka diduga kuat hanyut setelah ada warga yang mengaku sempat berpapasan dengan mereka saat keduanya berjalan menuju jembatan. "Saat bertemu itu saksi mengingatkan di atas [sungai yang lebih tinggi] ada banjir sehingga dimungkinkan banjir sampai lokasi tak lama lagi,” imbuh Joko Susilo.

Advertisement

Sementara itu, informasi dari Kasubag Humas Polres Wonogiri, AKP Hariyanto, menyebutkan Bagas hanyut di Sungai Kedung Jero, sore. Awalnya, Bagas bersama dua temannya berenang di sungai. Suatu ketika mereka menyelam.

Tak lama kemudian, kedua teman Bagas muncul ke permukaan air, tetapi Bagas tak kunjung muncul. Kedua teman Bagas lalu menunggu beberapa saat, lalu Bagas muncul ke permukaan dengan kondisi tak sadarkan diri.

Setelah itu mereka berupaya menolong Bagas dengan memberi napas buatan, tetapi tak membuahkan hasil. Setelah dibawa ke puskesmas Bagas dinyatakan sudah meninggal dunia.

“Korban [Bagas] bersama keluarganya saat itu menghadiri hajatan di Tanggulangin [Jatisrono]. Setelah itu korban pamit kepada ibunya ke rumah pamannya di Karangasem, Watangsono. Sesampainya di rumah pamannya, korban pamit ingin berenang di sungai,” jelas Hariyanto mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Robertho Pardede.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif