by Oriza Vilosa Jibi Solo - Espos.id Solopos - Rabu, 23 Mei 2012 - 06:30 WIB
Sepintas, beberapa jenis karya miniatur bus di teras rumah warga Nogosari RT 007/RW 001, Glonggong, Nogosari, Boyolali, terlihat sangat mirip dengan jenis-jenis bus yang beredar di Terminal Tirtonadi, Solo. Ada Rosalia Indah, ada juga GMS dan beberapa bus dengan trayek antar kota antar provinsi lainnya.
Iwan Susanto, 27, dialah pembuat miniatur bus itu. Ya, siapa sangka berawal dari hobinya membuat miniatur bus ia kini mendulang rezeki. Tiga tahun terakhir, Iwan telah melayani banyak permintaan dari para kolektor dan pehobi miniatur bus.
“Mulanya hobi. Aku coba buat untuk sendiri. Tapi setelah gabung di komunitas penggemar bus di facebook, permintaan datang silih berganti,” kata Iwan saat ditemui Esposin, Selasa (22/5/2012).
Saat ini, Iwan bisa memproduksi empat hingga lima unit miniatur bus dalam sebulan. Dia menuruti selera pemesan, yakni miniatur bus dari bahan triplek. Dia pun siap melengkapi aksesoris bus, seperti isi interiornya. Jok, dasbor, setir, spion, lampu atap dan pintu yang bisa dibuka tutup. “Untuk kerangka, hampir 100 persen aku kerjakan sendiri, handmade,” terang dia.
Lazimnya, dia melayani miniatur dengan skala 1:20 dari bus sebenarnya. Selain ukuran bus itu, terkini, Iwan menerima pesana bus tipe double decker, seperti bus tingkat Werkudara. “Orang Sumatera Selatan, dia pengin Werkudara kemudian dilengkapi mesin dan suspensi dari sana,” imbuhnya.
Iwan pun biasa melayani pesanan miniatur bus dilengkapi radio kontrol. Tergantung pemesan, produk Iwan bisa berfungsi sebagai pajangan dan mainan. Sejauh ini, mayoritas pemesan bus datang dari kalangan mahasiswa. Namun, dia pun pernah menuruti pesanan perusahaan oto bus. Iwan membandrol karyannya mulai Rp750.000 hingga Rp2,5juta per unit.
Dia mengatakan pengrajin sepertinya di Soloraya masih bisa dihitung. “Yang terdekat, ada teman dari Karanganyar. Tapi kami satu komunitas jadi tak ada masalah soal persaingan,” pungkasnya.