by Shoqib Angriawan - Espos.id Solopos - Rabu, 12 Juni 2024 - 15:12 WIB
Esposin, KLATEN — MA Pondok Pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti (Alpansa) Klaten pada Senin (10/6/2024) merayakan Milad yang ke-30 di kompleks ponpes yang didirikan almarhum K.H. Moeslim Rifa'i Imampuro atau akrab disapa Mbah Liem ini.
Milad tahun ini mengusung tema Siap Siaga Meneruskan Cita-Cita Mbah Lim, Mencetak Kader Bangsa Indonesia Penjaga Moral Bangsa. Kepala MA Alpansa Klaten, Yayuk Madayani, mengatakan 30 tahun merupakan usia yang cukup matang bagi lembaga pendidikan ini untuk terus berkembang. Banyak tantangan untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter dan berakhlak.
“Pada tahun ini, para siswa memang masih muda. Tapi, 21 tahun lagi, tepatnya pada tahun 2045, mereka berada di usia yang sangat produktif dan bakal memegang tata kelola NKRI. Mohon doanya agar mereka kelak menjadi pemimpin Negara yang diharapkan Mbah Liem yaitu Mencetak Kader Bangsa Indonesia Penjaga Moral Bangsa,” kata Yayuk saat memberikan sambutan, Senin.
Selain madrasah sebagai lembaga pendidikan, peran serta masyarakat dan pemerintah dalam membentuk karakter anak bangsa tetap tidak bisa dipisahkan dan diabaikan. Butuh peran semua pihak untuk membentuk mental generasi muda sebagai aset berharga bagi bangsa.
Ketua Yayasan Ponpes Alpansa Klaten, Ahmad Chairi Saifuddin Zuhri, mengatakan dalam dunia pendidikan di Indonesia, tak hanya soal formal. Tapi juga harus diimbangi dengan pendidikan keagamaan. Pendidikan keagamaan memiliki peranan penting dalam membangun generasi yang berakhlak baik, sehat, cerdas dan beguna bagi daerah, nusa dan bangsa.
"Sekolah itu penting, tetapi ngaji juga penting. Makanya dua-duanya harus berjalan beriringan. MA Alpansa sudah 30 tahun didirikan, kita harus senantiasa berkembang,” kata Ahmad Chairi Saifuddin Zuhri.
Acara milad tersebut turut dihadiri tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah, Syamsudin Asyrofi. Dalam kesempatan itu, Syamsuddin mengatakan bahwa almarhum Mbah Liem adalah tokoh yang memiliki peran besar dalam penyebaran agama Islam dan membangun semangat nasionalisme. Mbah Liem adalah sosok ulama karismatik pencetus slogan ‘NKRI Harga Mati’.
“Dulu hanya orang terbatas, seperti keluarga yang mengenal ‘NKRI Harga Mati’. Sekarang 280 juta orang bisa melafalkan kata-kata itu. Jika dianggap sebagai kelangsungan hidup negara, yakinlah Mbah Liem mempunyai amalan yang sangat besar. Saling menguatkan, saling membantu dan memuliakan, itulah ciri khas Mbah Liem. Semua merasa dicintai oleh beliau,” kata Syamsudin yang juga merupakan tokoh Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Klaten.
Selain kegiatan seremoni, Milad ke-30 MA Alpansa juga dimeriahkan dengan kegiatan temu alumni, bazar dan pasar murah. Ada pula lomba menulis untuk pelajar, lomba mapel IPA dan IPS, lomba hadrah, lomba kaligrafi, dan lomba MTQ.