Langganan

Konsumsi Ikan di Solo Rendah, Ini Program Pemkot Kampanyekan Gemarikan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Wahyu Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 15 Agustus 2023 - 20:32 WIB

ESPOS.ID - Nanik Muryani, 55, menunjukkan produk abon lele Lohjinawi di RT 001 RW 003, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo, Selasa (15/8/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Esposin, SOLO--Produk ikan olahan terus didorong untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kota Solo. Pemkot Solo menggandeng sejumlah kelompok pengolah dan pemasar (Poklasar) melakukan diversifikasi produk olahan ikan.

Sub Koordinator Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Solo Atik Silviati menjelaskan angka konsumsi ikan (AKI) Kota Solo 28,51 kg per kapita pada 2021 meningkat menjadi 32,61 kg per kapita pada 2022. Belum ada hasil survei pada 2023. AKI Solo tergolong rendah.

Advertisement

Menurut dia, salah satu alasan AKI Kota Solo rendah adalah kurangnya minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan. Pemkot Solo menjalankan sejumlah program untuk meningkatkan AKI Solo, salah satunya inovasi Sinergi makan ikan mantap betul (Minamantul) dengan pemberdayaan Poklasar melalui pemanfaatan pengolahan hasil perikanan berbasis zero waste.

“Kami memberdayakan tiga Poklasar di Kelurahan Timuran, Kelurahan Banjarsari, dan Kelurahan Nusukan,” kata dia ditemui Esposin saat pendampingan Poklasar di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (14/8/2023).

Advertisement

“Kami memberdayakan tiga Poklasar di Kelurahan Timuran, Kelurahan Banjarsari, dan Kelurahan Nusukan,” kata dia ditemui Esposin saat pendampingan Poklasar di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (14/8/2023).

Menurut  dia, Pemkot Solo memberikan pelatihan mengolah ikan air tawar kepada Poklasar. Mereka memanfaatkan semua bagian ikan, antara lain daging, kepala, sirip, tulang. Selain itu, limbah ikan dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Hasil panen tanaman bisa menjadi pakan ikan.

Atik mengatakan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dilakukan Pemkot Solo dengan memberikan bantuan paket produk olahan ikan kepada 300 keluarga berisiko stunting setiap tahun. Produk yang dibeli Pemkot Solo dari produk Poklasar binaan.

Advertisement

Salah warga Kelurahan Timuran, Nanik Muryani, 55 telah memulai usaha abon lele sejak pandemi Covid-19. Nanik bersama Poklasar Lohjinawi memanfaatkan lahan yang terbatas untuk membuat kolam ikan.

“Alasan memilih lele karena mudah dicari di semua pasar, harganya murah, dan mudah dibudidaya,” kata dia.

Menurut dia, semula para perempuan anggota Lohjinawi kesulitan memasarkan lele waktu panen. Selanjutnya para perempuan mengolah lele menjadi abon supaya meningkatkan nilai ekonomi hasil budidaya lele.

Advertisement

Nanik bersama perempuan lain berhasil memproduksi 75 kg ikan menjadi abon lele setiap bulan. Produk abon Lohjinawi dipasarkan dengan kemasan per 100 gram. 

Selain memanfaatkan daging lele menjadi abon, Nanik kini mulai memanfaatkan sirip lele menjadi keripik, kulit lele diolah menjadi keripik, tulang lele diolah menjadi basreng, kepala lele menjadi kerupuk, dan limbah lele menjadi pupuk organik. 

 
Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif