by Bc - Espos.id Solopos - Rabu, 1 September 2021 - 11:47 WIB
Esposin, SUKOHARJO-- Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang tergabung dalam kelompok 218 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Membangun Desa menggelar pelatihan Pemanfaatan Jerami Menjadi Kerajinan Tangan di Desa Jagan, Bendosari, Sukoharjo pada Rabu (25/8/2021) lalu.
Dalam rilis yang diterima Esposin, Rabu (1/9/2021) kegiatan tersebut dilaksanakan secara luring bertempat di Pendopo Balai Desa Jagan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Dijelaskan, dalam kegiatan itu mereka membatasi jumlah tamu yang datang yaitu maksimal 20 orang. Selain itu, jarak tempat duduk tamu juga diatur, memakai masker, dan menggunakan hand sanitizer.
Baca Juga: Lagi Turun Nih, Cek Harga Emas Antam Hari ini 1 September 2021
Kegiatan itu dilatarbelakangi Desa Jagan yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas khususnya sawah. Saat musim panen banyak sekali jerami yang bertumpukan. Terdapat jerami yang sudah diambil dan masih banyak juga yang hanya ditumpuk di pinggiran sawah.
Biasanya para petani hanya memanfaatkan jerami dibidang pertanian dan peternakan. Jerami merupakan hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman padi yang sudah kering.
Baca Juga: Menko Airlangga Dukung Penuh Pencegahan Korupsi Guna Tingkatkan Kepercayaan Investor
Kebanyakan orang masih beranggapan jika jerami hanya bisa dijadikan pakan ternak, pupuk organik, media tanam, mulsa dan manfaat lainnya di bidang pertanian. Dengan berbekal kreativitas dan ketelatenan, jerami dapat dibuat menjadi berbagai macam kerajinan tangan.
Agar potensi jerami menjadi lebih bermanfaat, tim KKN UNS 218 mengadakan pelatihan pemanfaatan jerami menjadi kerajinan tangan.
Dengan memfokuskan pelatihan ini dengan membuat pot berbahan jerami dan miniatur hewan yang bisa menjadi hiasan di rumah. Para warga yang mengikuti acara pelatihan ini ternyata sangat semangat serta mencoba membuatnya dengan menggunakan bahan dan peralatan yang disediakan.
Dengan kegiatan itu diharapkan, para warga dapat berbagi ilmu ke warga lain yang belum bisa mengikuti acara pelatihan. Mungkin ke depannya ketika sudah mahir dalam membuat kerajian tersebut dan sudah patut untuk menjual hasil kerajinannya, para warga bisa menambah pemasukan dengan ilmu yang mereka dapatkan.