Langganan

Kerja Bakti, Warga Boyolali Temukan Batu Diduga dari Zaman Majapahit

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 1 Oktober 2024 - 08:55 WIB

ESPOS.ID - Objek diduga benda cagar budaya (ODCB) berupa pipisan hingga umpak ditemukan warga Karanganyar, Kembang, Gladagsari, Boyolali, beberapa waktu lalu. (Istimewa/Disdikbud Boyolali)

Esposin, BOYOLALI--Warga Desa Kembang, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, yang sedang bekerja bakti menemukan sejumlah batu yang diduga benda cagar budaya, sekitar bulan Agustus 2024.

Sejumlah batu yang menjadi objek diduga benda cagar budaya (ODCB) tersebut sempat dicek oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali dan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Jateng-DIY, Jumat (27/9/2024).

Advertisement

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Eko Sumardiyanto, mengungkapkan pengecekan untuk memastikan apakah bebatuan yang ditemukan termasuk benda cagar budaya atau tidak.

 “Temuan di sana ada beberapa, yaitu pipisan atau alat untuk membuat jamu serta penggilasnya. Terus ada tujuh umpak dan lumpang,” jelas dia saat dihubungi Espos.id, Selasa (1/10/2024).

Advertisement

Ia menjelaskan saat mengecek, BPK juga menggambar dan meneliti sehingga akhirnya bisa ditarik kesimpulan apakah batuan yang ditemukan termasuk benda cagar budaya atau tidak.

Eko menjelaskan barang ditemukan saat kerja bakti masyarakat saat pembuatan jalan tembus Desa Kembang-Seboto. Saat penggalian tanah, masyarakat menemukan batu-batu tersebut di kedalaman sekitar dua meter.

Advertisement

Warga lalu melaporkan temuan tersebut ke Pemerintah Desa (Pemdes) Kembang. Selanjutnya, Pemdes melaporkan temuan ke Disdikbud Boyolali.

“Kondisinya yang berupa gilingan itu patah. Untuk pipisan masih utuh. Ada juga umpak, kata RT setempat, di sana ada sunan yang mau mendirikan masjid. Sudah dibuatkan umpak, tapi enggak jadi,” kata dia.

Untuk ukuran umpak, kata dia, sekitar 40 cm. Lalu, panjang pipisan sekitar 20 cm. Benda-benda tersebut kemudian disimpan di rumah ketua RT setempat.

Sebelumnya, bebatuan tersebut hanya berada di pinggir jalan sehingga dikhawatirkan ada orang yang mengambil.

“Untuk batuannya diperkirakan oleh BPK dari zaman Majapahit. Namun, ini belum diteliti sepenuhnya, baru perkiraan,” kata dia.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif