Langganan

Kematian Korban Keracunan Sambirejo Jadi Kasus Pertama di Sragen - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 5 September 2024 - 16:50 WIB

ESPOS.ID - Para warga mengangkat peti jenazah dari ambulans sesampainya di TPU Desa Dawung, Sambirejo, Sragen, Kamis (5/9/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN—Kematian korban dugaan keracunan makanan di Dukuh Kalikunci, Desa Dawung, Kecamatan Sambirejo, Sragen, merupakan kasus kali pertama dari enam kasus keracunan makanan yang ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen. Atas dasar itu, Dinkes menekankan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus dilakukan seluruh puskesmas di Kabupaten Sragen agar tidak terulang kasus keracunan makanan di Sragen.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Hargiyanto didampingi Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Sragen Muh. Yulianto dan Kepala Dinkes Sragen Udayanti Proborini terjun langsung ke Desa Dawung, Kamis (5/9/2024). Mereka melihat situasi dan perkembangan kondisi warga yang menjadi korban dalam kasus dugaan keracunan makanan, nasi gudangan, dari hajatan selapanan bayi warga setempat.

Advertisement

Sekda berdialog langsung dengan warga yang sudah sembuh dari gejala indikasi keracunan setelah menjalani perawatan di Puskesmas Sambirejo, Sragen. Warga mengalami mual, muntah, diare, dan demam tinggi.

Kepala Dinkes Sragen Udayanti Proborini didampingi Kepala Puskesmas Sambirejo Sragen dr Yeni Rahmawati kepada wartawan, Kamis siang, menerangkan kasus kematian korban keracunan di Desa Dawung ini merupakan kasus kali pertama di Kabupaten Sragen. Udayanti menduga korban keracunan yang meninggal itu kemungkinan besar ada penyakit penyerta atau komorbid yang diderita korban sebelumnya.

Advertisement

Kepala Dinkes Sragen Udayanti Proborini didampingi Kepala Puskesmas Sambirejo Sragen dr Yeni Rahmawati kepada wartawan, Kamis siang, menerangkan kasus kematian korban keracunan di Desa Dawung ini merupakan kasus kali pertama di Kabupaten Sragen. Udayanti menduga korban keracunan yang meninggal itu kemungkinan besar ada penyakit penyerta atau komorbid yang diderita korban sebelumnya.

Dia menyampaikan Dinkes dari sisi kesehatan terus memantau dan mengawasi secara intensif perkembangan kesehatan para korban dugaan keracunan yang dirawat di Puskesmas Sambirejo, Pukesmas Gondang, dan RSI Amal Sehat Sragen.

“Pasien yang masih dirawat karena mengeluhkan indikasi keracunan massal itu masih kami pantau secara intensif. Pemantauan itu dilakukan tim medis dalam kurun waktu setiap dua jam sekali. Ketika ada kondisi darurat bisa segera mengambil tindakan medis yang cepat. Kami juga mengobservasi kondisi lingkungan sekitar yang kemungkinan belum terlacak. Kami tidak tahu nasi gudangan ini dikiriman kepada siapa saja,” jelas Udayanti.

Advertisement

“Selama saya menjabat di Dinkes Sragen, ya baru kali ada kasus keracunan yang sampai mengakibatkan korbannya meninggal dunia. Agar kasus ini tidak terulang maka betul-betul membutuhkan pengawasan yang lebih komprehensif lagi dan berkerjasama dengan lintas sektoral. Dulu pernah terjadi keracunan makanan di wilayah Sambirejo dan sekarang terulang di beda desa. Jadi edukasi ke masyarakat untuk menjaga PHBS betul-betul dilaksanakan," jelas dia.

Para anggota keluarga dan kerabat Harsini, 56, melayat di rumah duka Dukuh Kalikunci, Desa Dawung, Sambirejo, Sragen, Kamis (5/9/2024) siang. (Esposin/Tri Rahayu)

Dia mencontohkan ketikan hendak memasak ya jaga dengan dicuci dulu, orang mau makan juga cuci tangan; orang yang mau memasak atau mengolah makanan juga harus cuci tangan dan mengolah yang benar, cara penyimpanannya juga yang benar.

Advertisement

“Harapan kami ketika semua sudah dipersiapkan dan diolah dengan benar sampai ke penyajian juga bersih maka dipastikan semua dalam kondisi aman dan sehat. Kami juga meminta kepada seluruh puskesmas untuk penyuluhan dan edukasi ke masyarakat, tidak hanya di lokasi keracunan tetapi jangkauannya lebih luas dan menyentuh semua desa. Puskesmas lainnya juga ikut memperhatikan kasus di Sambirejo ini,” pinta Udayanti.

Dia menjelaskan hingga Kamis siang tidak ada penambahan kasus tetapi ada yang dirujuk dari Puskesmas Sambirejo ke rumah sakit dengan pertimbangan adanya komorbid atau penyakit penyerta yang ada supaya tidak terjadi sesuatu. Dia mengatakan pasien lebih baik ditangani dokter yang lebih ahli. Sampai Kamis siang, ujar dia, yang rawat inap ada 15 orang di Puskesmas Sambirejo, sembilan orang di Puskesmas Gondang, dan dua orang dirawat di RSI Amal Sehat Sragen, sehingga ada 26 orang. Rawat jalan ada tiga orang dan meninggal satu orang. Total ada 30 orang.

“Kondisi mereka sekarang sudah membaik. Baik di Sambirejo dan Gondang terus kami pantau karena kami tidak boleh lengah. Artinya, ketika terjadi perbaikan kondisi bukan berarti pengawasan lengah melainkan tetap jalan,” jelasnya.

Advertisement

Dia mengatakan sampel makanan sudah diambil dan sudah dibawa Tim Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah saat kebetulan berkunjung ke Sragen. Dia mengatakan tim dari provinsi itu langsung diajak ke lokasi keracunan untuk mengambil sampel langsung, seperti nasinya, telurnya, iwel-iwel, pelas, botok, muntahan korban, dan air. Untuk hasil laboratoriumnya, kata dia, harus menunggu tetapi Dinkes Sragen terus berkoordinasi dengan Balai Kesehatan Semarang.

“Kasus di Dawung itu belum masuk pada kriterian kejadian luar biasa (KLB) sehingga jaminan kesehatan yang imiliki sudah bisa untuk membiayai. Sampai sekarang posko kesehatan di Balai Desa Dawung terus berjalan dengan harapan tidak muncul kasus baru. Puskesmas juga harus stay bila sewaktu-waktu untuk antisipasi kalau ada sesuatu yang mendadak,” jelas dia.

Udayanti masih terus melakukan penyelidian epidemiologi (PE) terua dilakukan hingga sekarang. Dia menyampaikan pihak Dinkes tidak hanya PE sekali di hari pertama tetapi pada Kamis siangjuga dilakukan PE, lanjut dia, PE itu dilakukan untuk pendalaman kasus. Posko kesehatan terus dibuka sampai konisi seluruh pasien berangsar pulang.

Sekretaris Desa Dawung, Sambirejo, Sragen, Agung Raharjo, menyampaikan meskipun terjadi satu koban nasi gudangan yang meninggal tetapi situasi dan kondisi desa tetap kondusif. Dia menyebut total da 30 orang. Dia menyebut korban yang meninggal itu berdasarkan data terakhir sebanyak 30 orang dari Dinkes Sragen.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif