Langganan

IPI Luncurkan Aplikasi My Apps IPI di Karanganyar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Indah Septiyaning Wardani  - Espos.id Solopos  -  Senin, 26 Agustus 2024 - 17:08 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Esposin, KARANGANYAR-Ikatan Paranormal Indonesia (IPI) yang sekarang bermetamorfosis menjadi Ikatan Paritrana Indonesia lebih majemuk keanggotaannya. Tak hanya mewadahi kalangan paranormal atau supranatural, namun juga terapis, seniman, UMKM dan tokoh lintas agama. Hal ini sebagai upaya mengembangkan pengetahuan dengan menggali nilai-nilai luhur Nusantara.

Demikian disampaikan Ketua BPP IPI Bagus Hartawan saat Sarasehan Konsolidasi BPP IPI di Lembah Manah Mataram, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Senin (26/8/2024). Konsolidasi dihadiri Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Karanganyar Yopi Eko Jati Wibowo, dan Pimpinan Ponpes Isykarima KH. Syihabuddin Abdul Mu’iz al Hafidz, unsur pejabat Forkopimcam Karangpandan.

Advertisement

Menurutnya, salah satu visi IPI yaitu berkomitmen melestarikan warisan leluhur Nusantara, termasuk juga jamu herbal. Produk yang dihasilkan dan tentunya telah memiliki legalitas dan berlisensi BPOM dan juga dijamin kehalalannya. Saat ini sudah ada produk dari IPI yang telah berhasil diekspor ke Jepang, yang juga dalam proses penjajakan untuk diekspor ke negara lainnya, yaitu teh herbal daun kelor. Selain itu, IPI juga tengah mengembangkan budidaya pisang cavendish.

Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat (BPP) IPI Izi Susandi Ishaq yang juga ketua panitia mengatakan sarasehan konsolidasi ini digelar untuk membahas program kerja, dan penataan kembali susunan pengurus pusat IPI. Dia mengatakan, ada beberapa program kerja yang dibahas dalam pertemuan ini, khususnya mengenai eksport beragam produk ramuan herbal, pengembangan holtikultura, dan agrobisnis.

Advertisement

Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat (BPP) IPI Izi Susandi Ishaq yang juga ketua panitia mengatakan sarasehan konsolidasi ini digelar untuk membahas program kerja, dan penataan kembali susunan pengurus pusat IPI. Dia mengatakan, ada beberapa program kerja yang dibahas dalam pertemuan ini, khususnya mengenai eksport beragam produk ramuan herbal, pengembangan holtikultura, dan agrobisnis.

Dalam kesempatan ini, IPI sekaligus meluncurkan platform aplikasi digital yang diberi nama My Apps IPI. Pengenalan aplikasi tersebut, kata dia, lebih mempermudah mempromosikan setiap produk yang telah dihasilkan oleh anggota IPI.

"Aplikasi My Apps IPI merupakan platform online yang di dalamnya juga terdapat marketplace untuk menawarkan dan menjual produk yang dihasilkan oleh anggota IPI, baik berupa barang maupun jasa," kata dia.

Advertisement

Pada 20 Maret 2023, Ikatan Paranormal Indonesia (IPI) berubah nama menjadi Ikatan Paritrana Indonesia (IPI). Organisasi ini memiliki kepengurusan pusat di Solo, dan kepengurusan wilayah saat ini di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatra Barat, dan Sumatera Utara.

Pimpinan Ponpes Isykarima KH. Syihabuddin Abdul Mu’iz al Hafidz ikut memberikan apresiasi kegiatan IPI sebagai semangat anak bangsa yang berkarya untuk mengekspresikan budaya leluhur, khususnya mengenai pengembangan ilmu kesehatan melalui pengobatan herbal.

"Budaya leluhur memiliki kejayaan, kekayaan dan kekuatan yang luar biasa. Tinggal bagaimana ke depannya IPI bisa memunculkan legitimasi yang lebih kuat dalam bidang akademis, kemudian bidang kesehatan dengan pengobatan berstandar BPOM," katanya.

Advertisement

Dia mengatakan pengobatan warisan leluhur memiliki manfaat yang bisa bertahan ratusan tahun, bahkan hingga sekarang. Dia berharap IPI terus berkarya bagi kepentingan masyarakat secara luas.

Sementara, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Karanganyar Yopi Eko Jati Wibowo berharap IPI bisa ikut mewujudkan Kabupaten Karanganyar sebagai kota wisata religi, kota wisata budaya, dan kota wisata herbal yang dapat terus berkembang. Pemkab Karanganyar tentunya akan mendukung apa yang dilakukan IPI. Di Tawangmangu juga ada BPTO dan Rumah Atsiri. Sehingga sangat tepat jika Karanganyar dikembangkan sebagai pusat tanaman obat atau herbal.

"Pengobatan herbal tidak lagi menjadi pengobatan alternatif, tetapi menjadi pilihan utama mengingat semakin banyaknya masyarakat yang membutuhkan pengobatan non kimia," katanya.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif