Langganan

Ingatkan Pelanggaran HAM Berat, Mahasiswa UNS Solo Gelar Aksi September Hitam

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id Solopos  -  Senin, 23 September 2024 - 20:02 WIB

ESPOS.ID - Puluhan mahasiswa UNS Solo mengikuti aksi September Hitam di gerbang depan kampus setempat, Senin (23/9/2024).

Esposin, SOLO — Puluhan mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo menggelar aksi September Hitam di Boulevard atau gerbang depan kampus setempat, Senin (23/9/2024). Aksi itu untuk mengingatkan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat di Indonesia yang belum selesai.

Mahasiswa yang mengikuti aksi mengenakan pakaian hitam itu berkumpul sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka membawa spanduk tentang kasus-kasus pelanggaran HAM yang belum selesai. Beberapa spanduk yang ditulis manual dengan tinta cat itu bergambar sejumlah tokoh seperti Munir, Marsinah, Wiji Thukul, sampai Salim Kancil.

Advertisement

Para mahasiswa menampilkan pertunjukan teater mini yang menceritakan proses kematian aktivis HAM sekaligus pendiri Kontras, Munir Said Thalib, yang diracun. Dalam pertunjukan teater itu, diceritakan dalang atau aktor intelektual kematian Munir masih kabur.

Sejumlah mahasiswa juga mengecat wajah mereka dengan tinta warna merah serta mengikat leher dengan tali tambang lalu berjajar. Mahasiswa lain membuat lingkaran mengelilingi para orator yang bergiliran maju.

Tidak hanya kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu, para mahasiswa juga menyinggung kasus yang baru-baru ini terjadi. Menteri Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) UNS Solo, Muhammad Zaid Tsabit, mengatakan aksi ini juga memperingati kasus teranyar yang belum selesai seperti Tragedi Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, 2022 lalu, yang menewaskan ratusan orang.

Advertisement

“Isunya tidak hanya Munir, Salim Kancil, Tanjung Priok, tapi juga Tragedi Kanjuruhan,” kata dia ketika ditemui Espos.id selepas aksi, Senin.

Menurutnya, September Hitam yang setiap tahun diadakan itu merupakan pengingat bahwa masih banyak kasus HAM berat yang belum selesai. Dia berharap kasus-kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu agar dibuka kembali dengan tujuan agar diselesaikan secara menyeluruh.

Dia mengatakan banyak kasus HAM berat yang masih mandek dan tidak segera ditindaklanjuti oleh negara. “Saya berharap momentum transisi kepindahan pemerintah yang baru ini bisa membuka kembali berkas kasus pelanggaran HAM untuk diselesaikan. Terbaru yang di Kanjuruhan itu sepertinya kok tidak ada follow up lagi,” kata dia.

Advertisement

Aksi September Hitam yang rutin diadakan setiap tahun ini menarik simpati anak-anak muda untuk ikut peduli terhadap isu pelanggaran HAM berat di Indonesia. Salah satunya mahasiswa Semester III FH UNS Semester, Messya Dyah Permata, 20, yang mengaku tertarik terhadap isu HAM.

“Sebagai mahasiswa Fakultas Hukum memang seharusnya peduli terhadap isu seperti ini. Harapannya, semoga aksi seperti ini bisa menjadi jembatan untuk terus memperingati pelanggaran HAM ini, agar ke depannya tidak terjadi lagi pelanggaran HAM serupa,” kata dia.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif