KARANGANYAR--Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, Jumat (2/11/2012), menjelaskan besarnya ketertarikan masyarakat terhadap kisah percintaan Suprapto warga Suruhkalang, Karanganyar Sri Wahyuningsih, perempuan misterius yang diduga makluk halus penunggu Sendang Sumur Bandung Waduk Lalung, merupakan kegagalan modernisasi.
Selain itu fenomena tersebut merupakan bukti nyata keringnya era modernisasi. Sebagian masyarakat yang gagal menginternalisasi nilai-nilai modernisasi menjadi jenuh hidup dalam kungkungan fakta-fakta logis pun empiris. Sehingga saat terjadi letupan kecil peristiwa di luar nalar, mereka menjadi sosok yang sangat antusias untuk mengetahuinya.
Untuk itu, Drajat mengimbau, tokoh masyarakat, ulama dan pejabat, bisa memberikan penjelasan logis mengenai kisah gagalnya pernikahan Suprapto dengan kekasihnya, Sri Wahyuningsih. Masyarakat jangan diberi ruang untuk kembali hanyut pada cerita-cerita di luar nalar manusia modern. Lebih jauh lagi pemerintah harus bisa benar-benar menanamkan nilai-nilai empiris dan logis ke tingkat akar rumput.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ratusan orang dari berbagai wilayah di Soloraya secara bergelombang mendatangi Sendang Sumur Bandung di Kampung Kepuh, Kelurahan Lalung, Karanganyar, sejak Kamis (1/11/2012) malam.
Kebetulan saat itu adalah malam Jumat kliwon dalam penanggalan Jawa. Informasi yang dihimpun Esposin, kedatangan orang-orang itu lantaran merasa penasaran dengan cerita batalnya pernikahan Suprapto, pemuda lugu asal Kampung Jetisnguwuh Desa Suruhkalang, Jaten, dengan Sri Wahyuningsih perempuan misterius yang diduga makluk halus penunggu sendang.
Hingga Jumat siang masih ada beberapa orang yang ingin melihat langsung sendang dimana terdapat pohon beringin tua itu. Tokoh masyarakat Lalung, Yudi Suharto, membenarkan informasi tersebut. “Kepuh, Lalung gempar. Sejak kemarin malam banyak banget yang datang ingin menyaksikan langsung Sendang Sumur Bandung. Sampai sekarang masih ada saja yang datang karena penasaran,” katanya.
Suprapto warga Suruhkalang, Karanganyar, gagal menikahi Sri yang diduga warga peri Sendang Sumur Waduk Lalung. Saat akan melamar, keluarga Suprapto tak bisa menemukan alamat Sri. Begitu dicek ternyata alamat yang dimaksud yakni pohon beringin Sendang Sumur di dekat Waduk Lalung Karanganyar.