Langganan

Gagal Ginjal Akut, Ini Saran IDAI Solo jika Anak Telanjur Minum Obat Sirop

by Wahyu Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Senin, 24 Oktober 2022 - 07:00 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi obat sirop. (Freepik.com)

Esposin, SOLO -- Pemerintah mengimbau masyarakat tidak memberikan obat dalam bentuk sirop kepada anak-anak untuk mencegah anak mengalami gagal ginjal akut. Lalu bagaimana jika anak sudah telanjur mengonsumsi obat sirop yang masuk daftar diduga pemicu gagal ginjal?

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Solo Hari Wahyu Nugroho meminta para orang tua yang anaknya sudah telanjur minum obat sirop, apalagi sudah bergejala, untuk sesegera mungkin periksa ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).

Advertisement

Diwawancarai Esposin, Minggu (23/10/2022), Hari mengatakan sejauh memang belum ada temuan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Solo. Sempat ada laporan kasus rujukan dari RSUD dr Moewardi ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito Jogja.

Namun, pasien yang dirujuk dengan gejala mirip gagal ginjal akut itu berasal dari Ngawi, Jawa Timur. “Kota Solo belum ada tanda-tanda yang mengarah ke sana,” jelasnya.

Hari mengatakan para anggota IDAI Cabang Solo saling berkoordinasi dan meningkatkan kewaspadaan mengenai kasus ini supaya tidak ada anak Solo yang bergejala dan lolos dari pengawasan dokter. “Jangan sampai ada kasus mengarah ke sana lalu terlewat,” jelasnya.

Advertisement

Baca Juga: Dirilis Kemenkes, Ini 91 Obat yang Diminum Anak sebelum Alami Gagal Ginjal Akut

Dia menjelaskan dokter mewaspadai gejala batuk, pilek, bisa juga diare, dan diikuti penurunan volume buang air kecil atau sampai tidak buang air kecil pada hari kelima dan keenam.

“Jadi dengan adanya kasus ini kami mengimbau para orang tua yang memiliki anak balita. Karena kasusnya 90 persen di bawah usia 5 tahun. Apabila ada keluhan sakit meskipun ringan sebaiknya dibawa ke pusat layanan kesehatan seperti puskesmas,” paparnya.

Advertisement

Selain itu, lanjut Hari,  para orang tua tidak lagi memberikan obat sendiri dengan membeli obat di warung atau apotek namun berkonsultasi ke dokter. Sebelumnya orang tua menganggap batuk dan pilek merupakan sakit ringan lalu membeli obat tanpa resep dokter.

Baca Juga: Menkes Sebut Kasus Gagal Ginjal Akut Belum KLB, Begini Kata Pakar

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif