by Kurniawan - Espos.id Solopos - Jumat, 18 Februari 2022 - 13:48 WIB
Esposin, SOLO -- Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dinilai bisa menjadi ancaman bagi siapa pun yang berkontestasi pada Pemilu 2024. Hal itu merujuk hasil survei kinerja putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) setahun terakhir memimpin Kota Bengawan.
Hasil survei tersebut dirilis Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo. Survei dilakukan terhadap 550 responden di lima wilayah kecamatan di Solo dengan teknik wawancara face to face menggunakan instrumen data tertutup atau kuesioner.
Wawancara dilakukan 4-13 Februari 2022. Ketua Prodi MAP Program Pascasarjana Unisri Solo, Suwardi, mengatakan berbagai indikator hasil survei menunjukkan tren positif kinerja Gibran. Bahkan Gibran disebut bisa jadi ancaman pada Pemilu 2024.
Baca Juga: Satu Tahun Gibran-Teguh Pimpin Kota Solo, Sudah Tegas dan Transparan?
Suwardi menjelaskan kekuatan Gibran ada pada karakter atau gaya kepemimpinan yang berpihak kepada masyarakat, khususnya prasejahtera. Sebanyak 39,3 persen responden menilai Gibran sangat berpihak kepada masyarakat.
Ada juga 55,8 persen responden yang menilai Gibran cukup berpihak kepada masyarakat. Hanya 3,3 persen responden yang menilai Gibran kurang berpihak kepada masyarakat, dan 1,6 persen responden mengaku tak tahu.
Baca Juga: Sakit, Putri Gibran La Lembah Manah Lahir di RS Solo Ini 2 Tahun Lalu
Hanya 6,0 persen responden atau 33 orang yang berpendapat Gibran kurang merakyat dan 0,5 persen responden tak tahu. “Kesan Gibran sebagai Wali Kota merakyat sangat kuat. Mayoritas responden bilang itu,” urainya, Jumat (18/2/2022).
Baca Juga: Upacara HUT ke-277 Kota Solo Dipimpin Wakil Wali Kota, Gibran Kemana?
Dalam konteks kapasitas, mayoritas responden juga mempercayai Gibran punya kemampuan memajukan Solo ke depan. Sebab hasil survei menunjukkan 90,4 persen responden atau 497 orang mempercayai hal tersebut.
“Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Wali Kota Gibran untuk memajukan Solo ke depan sangat tinggi, hingga 98 persen, baik yang percaya dan sangat percaya. Sedangkan yang kurang percaya hanya dua persen,” paparnya.