by Aris Munandar - Espos.id Solopos - Sabtu, 18 September 2021 - 12:08 WIB
Esposin, WONOGIRI — Ratusan alat dan mesin pertanian atau alsintan disalurkan ke sejumlah kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kabupaten Wonogiri. Biaya sewa alsintan itu diperintahkan agar di bawah harga sewa pada umumnya.
Pada Jumat (17/9/2021), Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, didampingi Wakil Bupati Setyo Sukarno, secara simbolis menyerahkan 496 alsintan ke perwakilan poktan dan gapoktan di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri.
Ada 15 jenis alsintan diserahkan, di antaranya cultivator, hand tractor, pompa air, hand sprayer dan lain-lain. Dana bantuan alsintan berasal dari APBN, APBD provinsi, dana insentif daerah (DID), dan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).
Baca juga: Wonogiri Kembali Masuk Zona Kuning Covid-19, Bupati Jekek: Ini Luar Biasa
Baca juga: Wonogiri Kembali Masuk Zona Kuning Covid-19, Bupati Jekek: Ini Luar Biasa
Joko Sutopo mengatakan setiap penerima program harus punya komitmen. Jasa dari kemanfaatan atau sewa Alsintan harus rendah dari biaya sewa yang ditetapkan pihak swasta atau pribadi.
"Penyaluran alsintan ini meringankan biaya operasional petani yang tergabung dalam poktan maupun gapoktan. Penyaluran bantuan ini akan kami monitor, karena mereka baru kali pertama menerima. Yang sebelumnya sudah berjalan baik," kata pria yang akrab disapa Jekek itu.
"Anggaran untuk kepentingan publik ini tetap kami pertahankan. Tidak kena refocussing Covid-19. Yang kami realokasi dana dari kegiatan OPD. Jadi anggaran aparatur kami geser ke belanja kebutuhan publik," kata Jekek.
Baca juga: Bupati Pastikan Pelajar SMP Wonogiri Mulai Divaksin Covid-19 Pekan Depan
Salah satu penerima bantuan alsintan yakni Poktan Dadi Makmur, Desa Gambiranom, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri. Ketua Poktan Dadi Makmur, Rawito, mengatakan ada 55 anggota di poktan yang ia pimpin dan masuk RDKK.
"Bantuan ini luar biasa, ternyata kelompok tani kami dilirik untuk mendapatkan bantuan alsintan. Sejak 2016 lalu kami juga menerima bantuan berupa cabai, obat pertanian dan sejumlah alat lainnya," ungkap dia.
Baca juga: Vaksinasi Buruh Wonogiri Capai 85%, Sejumlah Perusahaan Masih Antre Vaksin
Rawito mengatakan bantuan itu bisa meringankan beban operasional petani. Jika tanpa alat, pengeluaran sangat tinggi dan hasil yang diperoleh rendah. Dengan alat itu bisa mempermudah, mempercepat, dan meringankan aktivitas pertanian.
"Hemat 30 persen. Kalau kami petak 4.000 meter persegi. Biasanya menelan Rp3 juta dari pengolahan lahan hingga panen. Kalau dengan alat ini perkiraan bisa Rp1,5 juta hingga Rp2 juta," kata Rawito.