by Muh Khodiq Duhri - Espos.id Solopos - Senin, 20 Desember 2021 - 17:47 WIB
Esposin, KLATEN – Serangan penyakit chikungunya mulai mengganas di Klaten dalam beberapa pekan terakhir. Warga diminta tetap mewaspadai potensi semakin merebaknya penyakit chikungunya di tengah pandemi Covid-19.
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten mendeteksi chikungunya menyerang beberapa wilayah di Kabupaten Bersinar. Hal itu seperti di Trucuk, Ceper, dan Cawas.
Lalu, apakah perbedaan penyakit chikungunya dengan demam berdarah dengue (DBD) yang sama-sama diakibatkan gigitan nyamuk ini. Berikut Esposin sajikan perbedaannya.
Baca Juga: Chikungunya Mengganas di 3 Kecamatan di Klaten, Warga Diminta Waspada
Baca Juga: Chikungunya Mengganas di 3 Kecamatan di Klaten, Warga Diminta Waspada
Penyakit DBD dan chikungunya sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk. Gejala keduanya juga bisa tampak mirip sehingga cenderung sering sulit dibedakan.
Jangan sepelekan penyakit ini karena salah diagnosis dan pengobatan bisa membahayakan pengidapnya. Itu sebabnya, tak jarang kedua penyakit ini kerap memakan korban jiwa. Alangkah baiknya pahami dengan baik perbedaan gejala DBD dan chikungunya di bawah ini.
Baca Juga: Alhamdulillah, Kasus DBD di Kota Jogja Turun dari Tahun Sebelumnya
Jenis nyamuk pembawa virus kedua penyakit ini memang sama. Maka tak jarang, orang-orang bisa terserang penyakit DBD dan chikungunya dalam satu musim. Nyamuk Aedes aegypti banyak terdapat di negara tropis dan subtropis, terutama selama dan setelah musim hujan.
Baca Juga: Kesadaran PSN Rendah, DBD Masih Jadi Momok di Karanganyar
Dilansir dari laman Hellosehat.com, pada DBD, demam yang dialami pasien biasanya membentuk suatu pola. Di awal, demam tinggi akan berlangsung sepanjang hari, tapi beberapa hari kemudian mereda seolah-olah pasien telah sembuh total. Sedangkan demam akibat chikungunya berlangsung tanpa pola yang khas. Artinya, demam bisa tinggi sewaktu-waktu dan kemudian tiba-tiba menurun.
Virus chikungunya akan menimbulkan nyeri hebat pada otot, tulang, bahkan sendi membengkak. Jika tidak segera diobati, nyeri ini bisa meluas hingga membuat penderitanya merasa mengalami kelumpuhan dan kesulitan menggerakkan angota tubuhnya.
Baca Juga: Belasan Warga Terserang Chikungunya, Petugas Lakukan Fogging di Ngemplak Boyolali
Kunci perawatan untuk kedua penyakit ini adalah dengan memperbanyak istirahat dan minum cairan guna mencegah dehidrasi. Dilansir dari situs resmi Kemkes.go.id, tidak ada pengobatan spesifik bagi penderita demam chikungunya. Penderita disarankan cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di toko obat, apotik bahkan di warung-warung.
Berikan waktu istirahat yang cukup, minum dan makanan bergizi. Selain itu masyarakat dapat berperan dalam penanganan kasus demam chikungunya yakni dengan melaporkan kepada Puskesmas/Dinas Kesehatan setempat. Isolasi/hindari penderita dari kemungkinan digigit nyamuk, agar tidak menyebarkan ke orang lain.
Baca Juga: Empat Warga Terjangkit DBD, Petugas Lakukan Fogging di Tipes Solo
Jika kasus DBD dan chikungnya sudah cukup serius, dibutuhkan tindakan medis lanjutan untuk menanganinya. Tenaga medis akan menentukan pengobatan terbaik untuk memulihkan kondisi pasien.