Langganan

Bulog Tawarkan Kerja Sama Penyerapan Gabah Petani Sragen

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 2 Oktober 2024 - 19:13 WIB

ESPOS.ID - Seorang petani mengecek sarana irigasi pertanian untuk mendukung peningkatan produksi pangan di Sragen belum lama ini. (Istimewa/Pemkab Sragen)

Esposin, SRAGEN—Perum Bulog menawarkan pola kerja sama kemitraan dengan petani lewat gabungan kelompok tani (gapoktan) atau kelompok tani (poktan) atau Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kerja sama kemitraan itu diwujudkan dalam bentuk Program Mitra Tani Bulog. 

Dalam kerja sama itu, Bulog akan membeli gabah kering panen (GKP) petani dengan harga minimal Rp6.000/kg. Penjelasan itu diungkapkan perwakilan Divisi Mitra Tani Perum Bulog, Yoga Prasetyadi, dalam Rembuk Ketahanan Pangan di Pendapa Sumonegaran Sragen, Rabu (2/10/2024). Yoga menyampaikan Program Mitra Tani Bulog ini berawal dari kondisi lahan pertanian yang berkurang lantaran adanya alih fungsi lahan menjadi jalan tol, industri, dan perumahan. Dia melihat data di Badan Pusat Statistik (BPS) 2017-2019, penurunan lahan pertanian di Indonesia mencapai 640 hektare.

Advertisement

“Kondisi tersebut diperparah dengan usia petani di atas 55 tahun dan semakin tua. Tidak ada petani muda atau anak muda di dunia pertanian karena pertanian dianggap tidak prospek ke depan. Atas dasar persoalan tersebut, Bulog bertransformasi untuk hadir bersama petani untuk menjangkau budidaya pertanian. Tujuan kami meningkatkan produktivitas petani. Dampak El-Nino membuat produktivitas petani menurun, bahkan ada yang gagal panen,” jelas Yoga.

Dalam kerja sama kemitraan ini, Yoga menawarkan pola pendampingan yang dilakukan Mitra Tani Bulog. Dia menyatakan pendampingan dilakukan Bulog mulai dari olah lahan, pengecekan unsur hara tanah, sehingga dapat diketahui kebutuhan tanah. Kemudian proses budidaya sampai panen, jelas dia, juga didampingi terus dengan menggandeng ahli-ahli agronomi, swasta, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Advertisement

“Harapan kami produktivitas padi yang awalnya 5,23 ton per hektare bisa naik menjadi 6 ton per hektare. Kami sudah melakukan pilot project di sejumlah daerah, salah satunya di Klaten dan wilayah Solo dengan produktivitas bisa sampai 7 ton per hektare. Dalam kontrak kerja sama ini juga ada asuransi yang menjamin ketika gagal panen. Bila terjadi banjir misalnya maka modal petani 100% ditanggung asuransi,” jelas Yoga.

Dia menerangkan kebetulan di Sragen ada penggilingan padi milik Bulog di Masaran. Dia akan memanfaatkan penggilingan padi itu untuk menyerap gabah petani sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah (PP). Dia menjelaskan sesuai dengan PP itu maka Bulog akan membeli GKP dari petani minimal dengan harga Rp6.000/kg atau kalau harga pasarnya melebihi Rp6.000/kg tetap akan diikuti Bulog.

Advertisement

“Misalnya di musim tanam I harga GKP jatuh Rp4.000-Rp5.000/kg maka Bulog tetap akan membeli dengan harga minimal Rp6.000/kg. Bila sekarang harganya sampai Rp6.900-Rp7.200/kg maka Bulog juga siap memberi dengan harga tersebut. Pola kerja sama ini bisa dibandingkan dengan kerjasama dengan swasta,” tantangnya.

Yoga melanjutkan Bulog juga siap membayar padi di sawah secara tunai dan Bulog akan memanen sendiri dengan combine harvester atau petani bisa mengirimkan GKP ke penggilingan padi Bulog di Masaran. Dia menyatakan kerjasama ini tidak bisa dengan perorangan tetapi kerjasama korporasi dengan gapoktan, poktan, atau KTNA.

Ketua KTNA Sragen Suratno berharap tawaran Bulog ini segera direspons petani Sragen. Dia berani menargetkan Sragen ada 250 hektare sawah yang siap dikerjasamakan dengan Bulog lewat Program Mitra Tani itu. Dia menyampaikan setiap kecamatan ada 10-20 hektare yang akan dikerjasamakan. Dia menyambut positif tawaran kerjasama itu dan harapannya kerjasama itu dimulai dari musim tanam I.

“Ketika petani panen maka Bulog bisa menyediakan alat panet sendiri. Target 250 hektare itu dibagi 20 kecamatan maka per kecamatan bisa 10-20 hektare. Nanti segera ada penandatanganan kerjasama dengan poktan-poktan. Pada Oktober ini setidaknya sudah ada data lahan yang akan dikerjasamakan,” jelas dia.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif