Langganan

Basah-basahan, Seratusan Mahasiswa Gelar Aksi September Hitam di Tugu Kartasura

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 24 September 2024 - 21:09 WIB

ESPOS.ID - Mahasiswa menyalakan lilin sebagai simbol prihatin atas kasus pelanggaran HAM berat yang belum tuntas di Indonesia saat aksi September Hitam di Tugu Kartasura, Sukoharjo, Selasa (24/9/2024).

Esposin, SOLO — Hujan yang mengguyur kawasan Tugu Tani Kartasura, Sukoharjo, tak menyurutkan semangat seratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Soloraya untuk menggelar aksi September Hitam, Selasa (24/9/2024) sore.

Aksi tersebut digelar untuk mengenang berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang belum selesai. Pantuan Espos.id, massa aksi mulai berkumpul di Tugu Kartasura sekitar pukul 17.00 WIB.

Advertisement

Mereka mengenakan baju hitam. Beberapa spanduk dibawa dengan tulisan tentang kasus-kasus pelanggaran HAM berat. Mahasiswa secara bergantian menyampaikan orasi dan menyanyikan lagu-lagu pergerakan.

Mereka juga membakar ban sembari membentuk lingkaran di depan Tugu Kartasura. Di akhir aksi, para mahasiswa menaburkan bunga untuk memperingati sejumlah pelanggaran HAM berat yang dianggap belum selesai di Indonesia.

Advertisement

Para mahasiswa itu kemudian melanjutkan dengan menyalakan lilin. Massa aksi bertahan sampai pulul 19.00 WIB meski harus berbasah-basahan. 

Koordinator BEM Soloraya, Rozin Afianto, mengatakan aksi September Hitam menjadi pengingat akan kasus pelanggaran HAM berat yang belum selesai mulai dari tragedi G30S, Penembakan Misterius (Petrus), kasus Munir, Marsinah, Salim Kancil, hingga yang terbaru Tragedi Kanjuruhan. 

Advertisement

“Tentu kasus-kasus pelanggaran HAM ini belum terselesaikan hingga hari ini, katanya pemerintah berjanji menyelesaikan kasus ini, tapi mana? Maka hari ini kita memperingati kelamnya bulan September untuk negara kita,” kata dia kepada wartawan selepas aksi, Selasa.

Dia menuntut pemerintah selanjutnya segera menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat secepat mungkin. “Kita tidak lagi berharap kepada pemerintah, tapi kami menuntut untuk segera menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia,” kata dia.

Mahasiswa Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, Reyhan Eka Ramadhan, mengatakan dirinya bersama mahasiswa lain mengikuti aksi untuk mengingatkan sederet kasus pelanggaran HAM yang belum tuntas. 

“Kami di sini untuk mengingat kembali berbagai macam tragedi atau kasus pelanggaran HAM berat. Aksi ini menjadi pengingat bagi kita semua dan ke depan jangan sampai terulang lagi kasus pelanggaran HAM berat,” kata dia.


Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif