Langganan

BARANG HIBAH : Alat Pertanian Mangkrak Bakal Diambil Alih Dispertan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ika Yuniati Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 15 Agustus 2013 - 11:09 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi traktor (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi Traktor (Dok/JIBI/Solopos)

Esposin, SRAGEN -- Barang hibah berupa alat pertanian yang mangkrak bakal ditarik kembali oleh Dinas Pertanian (Dispertan) setempat dan dialihkan ke kelompok tani lainnya yang lebih membutuhkan.

Advertisement

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP), Dispertan Sragen, Sunardi, Rabu (14/8/2013), menjelaskan wacana itu dilakukan untuk menanggulangi adanya barang hibah kementerian berupa alat-alat pertanian yang sering mangkrak dan terbengkalai.

Pasalnya, kelompok tani atau gabungan kelompok tani (Gapoktan) di wilayah lain banyak yang lebih membutuhkan. Hal itu dilihat dari banyaknya pengajuan usul pengadaan alat-alat pertanian ke Kementerian Pertanian melalui Dispertan.

Rencana itu, menurut Sunardi, segera diterapkan saat ada barang hibah pertanian yang didrop ke Sragen.  Ia bakal membuat perjanjian tertulis dengan pihak penerima ihwal pengembalian barang hibah tersebut jika tak digunakan oleh kelompok tani yang bersangkutan. Sementara itu, mengenai sejumlah barang hibah sebelumnya yang juga mangkrak, ia mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena sebelumnya tak ada perjanjian tertulis mengenai pengambialihan barang jika terbukti mangkrak.

Advertisement

Belum Siap Pakai

Sunardi menilai barang hibah yang paling banyak mangkrak ialah alat-alat pertanian yang besar seperti mesin pengering padi. Sementara itu, alat pertanian teknis seperti power threser, hand tractor, hand spryer, power threser multiguna dan pompa air lebih sering digunakan.

“Ke depan, pengajuan permintaan alat-alat pertanian ke Kementerian akan kami arahkan ke alat-alat teknis saja. Yang lainnya seperti pengering padi enggan kami ajukan karena tak efektif.”

Advertisement

Sementara Ketua Gapoktan Desa Ngarum, Sukarno, saat diwawancarai Esposin beberapa waktu lalu mengatakan tak semua barang hibah bisa digunakan maksimal. Mesin pengering padi misalnya. Ia mengatakan Gapoktan Ngarum mendapatkan barang hibah berupa alat mesin pengering gabah pada 2012.

Namun mesin pengering tersebut tak bisa digunakan karena belum siap pakai. Ia mengaku harus memodifikasi alat pengering tersebut sebelum akhirnya bisa dimanfaatkan. Biaya modifikasi pun terbilang mahal, menghabiskan dana hampir Rp60 juta hingga bisa digunakan dengan hasil yang terbilang lumayan.

Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif