by Rudi Hartono - Espos.id Solopos - Minggu, 5 Desember 2021 - 21:00 WIB
Esposin, WONOGIRI—Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Wonogiri akan aktif memberi andil dalam menekan jumlah kasus tengkes atau stunting mulai 2022 mendatang.
PKK menjalankan perannya dengan berkolaborasi dengan pemerintah desa, karang taruna, kader posyandu, dan layanan kesehatan melalui Program Ibu Hamil dan Balita Makan Sehat (Bumi Limase). Stunting adalah gangguan perkembangan dan pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
Kondisi ini ditandai tinggi badan di bawah standar. Referensi lain menjelaskan stunting mengganggu perkembangan otak, sehingga kecerdasan anak di bawah rata-rata. Kondisi itu berlangsung seumur hidup.
Baca Juga: Ukur Kecepatan Evakuasi, Warga KRB III Merapi Swadaya Gelar Simulasi
Baca Juga: Ukur Kecepatan Evakuasi, Warga KRB III Merapi Swadaya Gelar Simulasi
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonogiri, Verawati, saat ditemui Esposin di ruang kerjanya kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Jumat (3/12/2021), menyampaikan Program Bumi Limase dibuat atas kesadaran bahwa mengatasi masalah stunting harus bersama-sama. PKK yang memiliki jaringan hingga tingkat desa/kelurahan harus turut andil dalam mengintervensi masalah tersebut.
Sesuai dengan namanya, Program Bumi Limase akan fokus pada pemberian makanan bergizi bagi ibu hamil (bumil) dan anak berusia di bawah lima tahun (balita) dari keluarga kurang mampu yang rentan kekurangan gizi. Bumil dan balita menjadi sasaran agar asupan gisi mereka tercukupi. Asupan gizi yang kurang memadai pada masa kehamilan dalam waktu yang lama bisa mengakibatkan anak stunting.
Baca Juga: Semeru Meletus, BPBD Klaten Siaga Antisipasi Bahaya Erupsi Merapi
Pada praktiknya nanti program dilaksanakan dengan menyiapkan makanan bergizi. Makanan dibuat anggota PKK tingkat desa dan kader posyandu. Selanjutnya karang taruna membagikan kepada sasaran. Tokoh masyarakat dan pengurus PKK harus aktif menggerakkan elemen yang terlibat agar program berjalan berkelanjutan.
“Pendataan sangat penting. Kami akan meminta karang taruna ikut mendata sekaligus memverifikasi untuk memastikan pembagian makanan tepat sasaran, yakni bumil dan balita yang rentan kekurangan gizi. Makanan diberikan setiap hari sampai tingkat kerentanannya menurun,” imbuh dokter hewan itu.
Baca Juga: Tol Solo-Jogja Jamin Tak Ganggu Jalan Kabupaten dan Saluran Irigasi
Verawati melanjutkan program direalisasikan dengan memberi makanan jadi agar penerima benar-benar mengonsumsinya. Jika diberi bahan makanan penerima belum tentu memasaknya. Apabila diberi dana mereka juga belum tentu membelanjakannya untuk membeli makanan bergizi.
“Dulu pernah ada program serupa dengan pemberian MPASI [makanan pendamping air susu ibu] selama 90 hari bagi anak SD, sebelum Covid-19 mewabah. Programnya berjalan dengan baik. Diharapkan Bumi Limase juga berjalan,” ujar Verawati.
Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) yang Esposin peroleh, pada 2020 anak balita stunting di Kabupaten Wonogiri tercatat 5.135 anak dengan prevalensi 13,08 persen. Jumlah itu meningkatkan dibanding 2019 yang saat itu tercatat 4.522 anak dengan prevalensi 10,23 persen. Berdasar penimbangan serentak pada Februari 2021 kasus stunting naik lagi menjadi 5.222 anak dengan prevalensi 14,07 persen. Kasus naik akibat dampak pandemi Covid-19.