Langganan

Asyik! 100-an Murid SD Boyolali Kompak Mainkan Dakon-Egrang

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 3 Oktober 2024 - 07:39 WIB

ESPOS.ID - Suasana festival dolanan tradisional yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali di Museum R. Hamong Wardoyo, Rabu (2/10/2024).

Esposin, BOYOLALI - Permainan tradisional merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa yang bisa lenyap jika tak ada lagi yang memainkannya. Karena itu kampanye pelestarian dolanan tradisional banyak digelar, salah satunya di Boyolali. 

Pada Rabu (2/10/2024), seratusan murid sekolah dasar (SD) dari 22 kecamatan di Boyolali berkumpul di Museum R. Hamong Wardoyo untuk mengikuti festival dolanan tradisional yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali. Ada tiga permainan yang dilombakan baik individu dan beregu seperti egrang, dakon, serta lompat tali. Tak hanya bermain permainan tradisional, para peserta juga memakai baju tradisional seperti kebaya sederhana dan baju lurik.

Advertisement

Kepala Disdikbud Boyolali, Supana, menyampaikan festival dolanan tradisional adalah agenda rutin yang digelar oleh bidang kebudayaan setiap tahunnya. “Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk melestarikan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan masyarakat. Permainan ini adalah warisan pendahulu, sekaligus kegiatan ini juga untuk menggeliatkan olahraga rekreasi. Olahraga tidak hanya prestasi, tapi juga rekreasi seperti permainan tradisional,” kata dia .

Ia mengatakan permainan egrang, lompat tali, dan dakon menjadi bagian dari keseharian orang yang saat ini sudah dewasa. Namun, bagi anak-anak yang hidup di era digital sudah mulai kehilangan dan meninggalkan permainan tradisional tersebut.

Advertisement

Selanjutnya, Supana berharap permainan tradisional bisa lestari dan diminati oleh para pelajar SD. Ia mengatakan peserta lomba dalam festival dolanan tradisional yaitu masing-masing kecamatan ada enam peserta di tiga jenis lomba. Sehingga, total ada 132 peserta yang mengikuti. Mereka merebutkan gelar juara di masing-masing bidang dengan total hadiah Rp11,25 juta.

Sementara itu, Kepala SDN 2 Sruni yang juga mengampu SDN 1 Musuk, Jaman, mengatakan kegiatan festival lomba di tingkat kabupaten tersebut sebelumnya telah diseleksi terlebih dahulu di tingkat kecamatan. “Seleksinya pekan kemarin, lalu hari ini lombanya. Dengan adanya lomba permainan tradisional, kami tidak bisa meninggalkan sejarah yang lalu. Sehingga, permainan tradisional ini bisa mendidik anak dengan kegiatan fisik, berbeda dengan gawai,” kata dia.

Advertisement

Jaman mengatakan dirinya mengantarkan muridnya dari SDN 1 Musuk yang mewakili Kecamatan Musuk untuk lomba lompat tali. Kesiapan yang dilakukan hanya berlatih sambil bermain ketika istirahat. Sementara itu, salah satu siswa asal SDN 1 Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Maura Karunia Tama, mengatakan ia mengikuti lomba lompat tali. Dalam satu tim, ia mengatakan ada tiga orang yang ikut.

Ia mengatakan latihan lompat tali dilakukan baik di sekolah ataupun rumah. Beberapa yang dipelajari seperti kecepatan, tempo gerak, dan kekompakan. “Saya latihannya saat jam istirahat dan sore, sepekan ini hampir setiap hari latihan. Latihannya enggak kerasa mau lomba, karena merasa bermain saja. Saya senang bisa mewakili Ngemplak, kami menargetkan juara satu. Kalau lompat tali memang pernah bermain bukan yang sering, jadi bukan kebiasaan,” kata dia. 

Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Kata Kunci : DOLANAN TRADISIONAL
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif