by Ponco Suseno Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 3 Desember 2013 - 11:30 WIB
Esposin, KARANGANYAR --Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Karanganyar segera mengatur masuk-keluarnya unggas guna mengantisipasi ancaman mengganasnya flu burung di waktu mendatang.
Nantinya, pemantauan lalu lintas unggas di Bumi Intanpari dilakukan secara intensif. Seandainya ditemukan unggas yang terserang flu burung, unggas milik warga tersebut harus diserahkan kepada Disnakan untuk proses pemusnahan.
Demikian ditegaskan Sekretaris Disnakkan Karanganyar, Agung Tjahjo, saat ditemui Esposin di Karanganyar akhir pekan kemarin. Segala hal yang mengatur lalu lintas unggas akan dituangkan dalam Raperda peternakan yang sedang digodok di DPRD Karanganyar.
"Raperda peternakan ini pada dasarnya untuk melindungi peternak di Karanganyar. Saat ini, pembahasannya sudah mencapai 90 persen lebih. Raperda ini menjadi terobosan Karanganyar ke depan. Selain Karanganyar, daerah Jateng yang memiliki Raperda, yakni Temanggung."
Agung mengatakan pemantauan lalu lintas unggas dipusatkan di beberapa zona rawan flu burung di Karanganyar, seperti Mojogedang, Tasikmadu, Karangpandan dan Jaten. Dalam melakukan pemantauan, pihaknya memaksimalkan tiga dokter hewan.
"Gambarannya, kalau ada unggas warga terserang flu burung, unggas itu harus dimusnahkan tanpa ada kompensasi. Kalau dinyatakan aman, kami akan mengeluarkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) kepada peternak. Sehingga, unggas yang dimiliki boleh berlalu-lalang dari Karanganyar keluar kota ataupun sebaliknya," jelasnya.
Agung mengatakan upaya-upaya pencegahan merebaknya flu burung harus dilakukan sedini mungkin. Terlebih, saat ini sedang berlangsung musim hujan. "Cuaca atau suhu dingin itu mempengaruhi kesehatan unggas. Ini harus dipahami oleh peternak agar unggasnya terbebas dari flu burung. Di sini, kami juga sudah menyediakan vaksin dan disinfektan. Selain itu, sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan kandang terus kami lakukan," katanya.