by Tri Rahayu Kaled Hasby Ashshidiqy - Espos.id Solopos - Rabu, 20 Oktober 2021 - 15:40 WIB
Esposin, SRAGEN — Selain menyimpang banyak kisah unik, Gua Mangkubumi di Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen, juga dikenal memiliki sesuatu yang lain.
Salah seorang warga Dukung Gebang Kota, Sutarno, 65, menyampaikan gua itu sebenarnya cukup sempit karena lebarnya hanya satu meter. Akan tetapi memanjang membentuk huruf L. Di dalam gua itu ada tembok. Sutarno heran kenapa ada tembok di dalam gua.
Selain itu di dalam gua juga ditemukan tiga ekor tokek yang unik, warnanya loreng kebiru-biruan saat disorot dengan senter ponsel. “Meskipun gua itu sempit, anehnya bisa untuk bersembunyi 60 orang pada zaman Londo [penjajahan Belanda]. Siapa pun yang bersembunyi di tempat ini aman,” katanya.
Baca Juga: Warga 2 RT Sulap Gua Mangkubumi Sragen Jadi Objek Wisata Sejarah
Sutarno biasa bersih-bersih kawasan Gua Mangkubumi itu. Suatu saat, menurut pengakuannya, Sutarno pernah ditemui sosok berpakaian hitam yang diduga penunggu gua itu. Dia menyebut nama penunggunya adalah Suryapada. Si penunggu itu, kata Suparno, menyampaikan selama tujuannya baik ke gua itu maka keinginnya bisa tercapai.“Keanehan lagi, sungai itu kalau banjir tidak pernah meluap sampai ke gua. Padahal di sebelah barat gua ini ada bendungan pleret yang dibangun Belanda,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Para warga di RT 011 dan RT 012, RW 005, Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen, tengah merintis desa wisata. Mereka gotong-royong membuka kembali gua yang konon digunakan sebagai tempat persembunyian Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I saat Perang Mangkubumen 1749-1757.
Baca Juga: Di Gua Mangkubumi Masaran Sragen, Ada Batu yang Tak Bisa Dipindahkan
Ada dua gua yang dibuka. Sebelumnya gua itu tertutup akar pohon beringin. Gua-gua itulah yang akan menjadi magnet dari objek wisata sejarah yang rencananya dibuka untuk umum pada Minggu (24/10/2021).
Selama sebulan terakhir warga dua RT tersebut bergotong-royong membersihkan kawasan wisata itu secara bergilir setiap hari. Inisiasi membuka gua yang semula tertimbun akar-akar pohon beringin selama puluhan tahun itu dilakukan secara swadaya.
Warga memanfaatkan batang bambu yang ditumpuk di pinggir sungai Kedung Gedang untuk akses pengunjung. Dari situ pengunjung nantinya bisa menyaksikan gua yang dikenal dengan nama Gua Mangkubumi itu.