Langganan

20 Karya Visualisasikan Relief Candi Sewu di Pameran Seni Seribu Candi di Solo

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 1 Oktober 2024 - 11:49 WIB

ESPOS.ID - Pameran seni rupa bertajuk Kisah Seribu Candi digelar di Solo Is Solo Gallery, Kemlayan, Kec. Serengan, Kota Solo pada Sabtu-Senin (28-30/9/2024).

Esposin, SOLO — Pameran seni rupa bertajuk Kisah Seribu Candi di Solo Is Solo Gallery, Kemlayan, Serengan, Kota Solo, digelar pada Sabtu-Senin (28-30/9/2024). Pameran itu menampilkan 20 karya yang memvisualisasikan cerita dalam relief Candi Sewu.

Candi Sewu berada di kompleks Candi Prambanan atau tepatnya di Jalan Raya Solo KM 16 Klurakbaru, Tlogo, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Advertisement

Kaprodi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS Solo, Sigit Purnomo Adi, mengatakan pameran Kisah Seribu Candi bermula dari penelitian para dosen yang melibatkan mahasiswa FSRD.

Hasilnya kemudian divisualisasikan melalui karya lukis, desain grafis, patung, hingga keramik. Total terdapat 20 karya yang dipamerkan. 

Advertisement

Hasilnya kemudian divisualisasikan melalui karya lukis, desain grafis, patung, hingga keramik. Total terdapat 20 karya yang dipamerkan. 

“Pameran ini sekaligus membuktikan bahwa hasil riset tidak hanya dijadikan sebatas laporan tertulis, tapi bisa dikembangkan menjadi sebuah karya seni rupa. Intinya karya merespons Candi Sewu,” kata dia kepada Espos, Senin (30/9/2024).

Ketua Tim Peneliti, Dona Prawita Arissuta, mengatakan sengaja memilih Candi Sewu lantaran merupakan candi Buddha tertua yang dikelilingi oleh candi-candi dengan corak Hindu. 

Advertisement

Dia mengatakan penelitian yang dilakukan berfokus pada relief Candi Sewu yang secara umum menunjukkan narasi tentang Sang Buddha. Diceritakan Sang Buddha, meski telah mencapai kesempurnaan tetapi memilih kembali ke dunia. Sang Buddha ingin mengajarkan kebijaksanaan kepada manusia.

Dona mengatakan dalam prosesnya tim peneliti mengalami sejumlah tantangan, terutama karena beberapa relief sudah hilang karena terdampak oleh bencana alam ketika Gunung Merapi meletus.

Bukan Sekadar Tumpukan Batu

Namun masih ada relief candi yang terlihat jelas seperti pelita atau lampu, gajah dan rumput, manusia setengah burung kinara-kinari, para penghuni surga bermain musik, motif batik, dan guci dengan bunga Padma yang menjulur di permukaan air.

Advertisement

Salah satu hasil karya keramik buatan Dona berjudul Kinara-Kinari (2024) dibuat dari tanah liat. Karya itu berbentuk burung yang saling berhadapan. Karya ini terinspirasi dari keberadaan pahatan burung Kinara Kinari yang ada di setiap sudut utama Candi Sewu.

“Makhluk mitologi relief Kinara-Kinari versi Hindu-Buddha merupakan keabadian cinta dan kesetiaan Sidharta dan istrinya Gopa yang terlahir kembali di berbagai candi dan ada kaitannya dengan ajaran reinkarnasi,” jelas dia.

Dalam kepercayaan Hindu-Buddha, Kinara–Kinari merupakan makhluk kahyangan yang berwujud setengah manusia dan setengah burung. Namun Dona menjelaskan dalam karyanya Kinara-Kinari diwujudkan dalam bentuk cermin. 

Advertisement

Dona ingin karyanya menjadi doa untuk sepasang suami istri atau kekasih agar bisa saling “bercermin” satu sama lain, yang artinya mampu menerima diri apa adanya. 

“Dengan cermin kita saling memperlihatkan sisi baik hingga buruk tanpa mencelanya, perlu menerima diri apa adanya. Dengan begitu, bisa lebih menghargai satu sama lain. Filosofi cermin adalah mampu menyimpan rahasia. Apa pun yang diungkapkan di depan cermin, tidak akan tersebar pada siapa pun, sebagai pasangan wajib saling menjaga rahasia,” kata dia.

Dona berharap melalui pameran tersebut bisa mendekatkan masyarakat dengan candi. Dia mengatakan candi bukan hanya semata benda mati. Namun relief yang terukir memiliki nilai dan ajaran luhur yang bersifat universal.

“Candi itu bukan hanya tumpukan batu, tapi sebetulnya ada nilai-nilai moral yang terkandung di reliefnya itu. Makna simbolis yang terdapat di relief itu mengandung ajaran yang sifatnya universal,” kata dia.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif