by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Rabu, 23 Februari 2022 - 16:52 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, terdapat jembatan gantung membentang di atas Sungai Juweh. Saat Esposin mengunjungi lokasi itu pada Minggu (20/2/2022), sejumlah pengunjung tampak berfoto di jembatan gantung Jrakah.
Dari jembatan itu terlihat tulisan "Jembatan Cinta" serta pemandangan puncak Gunung Merapi. Pengunjung juga bisa melihat bebatuan di lereng Merapi. Salah satu pengunjung Jembatan Cinta di Jrakah, Ferdiansyah, mengaku sengaja datang untuk mencari hawa sejuk.
“Saya dari Klaten, selain mencari hawa sejuk, saya ke sini dalam rangka piknik dan hunting foto. Di sini hawanya segar, kemudian bagus pemandangannya ada Merapi dan jembatan gantungnya juga bagus. Ini kali pertama saya ke Selo,” kata dia, Minggu.
Baca juga: Jembatan Gantung Jadi Magnet, Ribuan Orang ke Girpasang di Akhir Pekan
Sementara itu, salah satu warga Dusun Sepi, Jrakah, yang sedang berada di lokasi, Heri Prasetyo, mengungkapkan Jembatan Cinta di Jrakah selalu ramai dengan pengunjung ketika Sabtu, Minggu, dan hari libur.
“Sebenarnya ini jembatan untuk menghubungkan ke Dusun Bakalan, Kajor, dan Sepi. Jadi menghubungan dari Jalur Solo-Selo-Borobudur ke dusun tadi. Jembatan ini juga penyambung Merapi dan Merbabu, jadi di jalan raya itu bawahnya Merbabu, setelah menyeberang jembatan itu sudah Merapi,” ungkapnya.
Baca juga: Warga Jrakah Boyolali Tak Mau Ngungsi ke Selatan dan Barat Jika Merapi Erupsi, Ini Alasannya
Sementara itu, Kepala Desa Jrakah, Tumar, mengatakan jembatan gantung di Jrakah tersebut dibuat pada tahun 2012.
“Dulu dibuatnya karena pada 2010, sungai Juweh dilewati lahar dingin. Semua jembatan kintir [hanyut]. Nah jurang Juweh adalah jurang perbatasan Gunung Merapi dan Merbabu,” jelasnya saat dihubungi Esposin via WA pada Senin (21/2/2022).
Tumar mengatakan untuk berkunjung ke Jembatan Cinta di Jrakah tidak dikenakan retribusi. Ia mengatakan jembatan gantung di Jrakah tersebut pada dasarnya bukan untuk tempat wisata.
“Nggak ada retribusi karena itu aslinya jembatan untuk Kawasan Rawan Bencana III di Selo,” ungkap Tumar.
Baca juga: Hari Baden Powell, Pramuka Boyolali Tanam Pohon dan Tebar Bibit Lele