by Bayu Jatmiko Adi - Espos.id Solopos - Minggu, 5 September 2021 - 14:37 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menunjuk Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, sebagai salah satu desa percontohan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3).
Pada Kamis (2/9/2021), KPU Kabupaten Boyolali memfasilitasi penyelenggaraan penandatanganan perjanjian kerja sama antara KPU Provinsi Jateng dan Pemerintahan Desa Tlogolele di Kantor Pemerintahan Desa Tlogolele.
Salah satu indikator pemilih yang mandiri dan rasional yaitu dalam menentukan pilihan politik, tidak lagi berorientasi pada kepentingan politik jangka pendek seperti uang, kekuasaan dan kompensasi politik yang bersifat individual.
Baca juga: Pemkab Boyolali Uji Coba PTM di Semua Kecamatan
Baca juga: Pemkab Boyolali Uji Coba PTM di Semua Kecamatan
Justru pilihan politik diberikan kepada partai politik atau kandidat yang memiliki kompetensi dan integritas untuk mengelola pemerintahan. Sebab tujuan akhir dari demokrasi adalah kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Tujuan dari pelaksanaan DP3 salah satunya membangun kesadaran politik masyarakat agar menjadi pemilih yang berdaulat. Masyarakat diharapkan juga bisa menyaring informasi, sehingga tidak mudah termakan isu hoaks terkait pemilu.
Baca juga: SDN di Wonosamodro Boyolali Dirusak, Kadisdikbud: Tidak Ada Barang Hilang
Ketua KPU Jateng, Yulianto Sudrajat, mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan KPU yang telah meluncurkan DP3 yang akan dilaksanakan KPU Provinsi seluruh Indonesia.
"Namun ini baru sebagai pilot project. Di Jawa Tengah ditempatkan di Tlogolele dan Desa Srumbung, Kabupaten Magelang. Pertimbangannya, Tlogolele sebagai representasi pedesaan di Jateng dan bagian dari desa rawan bencana. Begitu juga Srumbung," kata dia saat ditemui Esposin di Kantor KPU Boyolali, Kamis (2/9/2021).
Baca juga: Waduh, Truk Pakan Ikan Tersangkut Gapura di Sudimoro Boyolali
Diharapkan dengan memperkuat basis di pedesaan, akan mendorong partisipasi yang lebih di perdesaan. Dengan begitu mampu membuat pemilu lebih menggembirakan.
"Jauh dari pemilu yang sifatnya penuh ujaran kebencian, hoaks, politisasi sara dan sebagainya. Itu kan di desa tidak ada. Nilai-nilai itulah yang KPU akan garap mulai tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang. KPU akan fokus ke desa. Menguatkan basis pemilih desa meningkatkan partisipasi baik partisipasi kualitatif maupun kuantitatif," lanjut dia.
Di desa, nantinya akan dibentuk kader-kader yang terdiri tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan agama. Harapannya kader-kader tersebut akan memberikan sosialisasi juga kepada warga desa.
"Ketika ada pemilu, tentu yang diharapkan adalah kerukunan tetap terjaga, namun bebas menyampaikan pilihannya," kata dia.
Baca juga: Uji Coba PTM di SMPN 1 Boyolali Dimulai, Pekan Depan Diharapkan Sekolah Lain Menyusul
Sementara itu Ketua KPU Boyolali, Ali Fahrudin, mengatakan Desa Tlogolele merupakan satu-satunya desa yang pada pelaksanaan Pilkada lalu melaksanakan pemungutan suara di lokasi pengungsian.
"Ada dua TPS di lokasi pengungsian sementara. Kesadaran masyarakatnya bagus. Ada 2.007 DPT dana ada 6 TPS. Tingkat partisipasinya cukup tinggi, dinamika perolehan suaranya juga cukup dinamis. Namun di mana saja, potensi mobilitas, politik uang dan sebagainya harus diperhatikan," kata dia.