by Chrisna Chanis Cara Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Minggu, 21 Oktober 2012 - 23:37 WIB
SOLO - Bursa calon wakil walikota (Wawali) Solo dipercaya tak hanya dimonopoli kalangan partai maupun tokoh masyarakat. Sejumlah birokrat dari lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo diyakini turut memanaskan perebutan kursi AD 2.
Hal itu diperkuat pernyataan Walikota Solo sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat dijum[pai Esposin, Minggu (21/10/2012). Secara tersirat Rudy menyatakan ada nama birokrat yang masuk dalam delapan calon yang diajukan ke DPP PDIP. “Kemungkinan ada, tapi saya enggak hapal. Semua yang mengurus partai, tanyakan ke sana,” ujarnya.
Sebelumnya, santer beredar kabar nama-nama pegawai negeri sipil (PNS) seperti Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, Anung Indro Susanto, mengisi bursa calon Wawali. Menanggapi hal itu, Sekda enggan berkomentar. Dia mempersilakan wartawan menanyakan langsung kepada DPC PDIP. “Saya no comment, itu wewenangnya partai,” kilahnya.
Sementara Anung mengaku tak tahu menahu ihwal namanya yang digadang-gadang sebagai calon AD 2. Anung menegaskan belum ada komunikasi sama sekali dengan pihak partai. “Apa benar seperti itu? Selama ini belum tuh (komunikasi),” ujarnya kepada Esposin.
Ditanya kesiapannya jika benar-benar dicalonkan menjadi pendamping Rudy, Anung menjawab diplomatis. Anung mengatakan, sebagai PNS dirinya wajib mengikuti mandat walikota. “Kalau Pak Wali menginginkan, sebagai PNS ya harus siap.”
Lebih lanjut, hari ini Rudy dikabarkan mengirim surat resmi kepada DPC PDIP ihwal permohonan pengajuan calon Wawali. Dirinya berjanji membeberkan nama kandidat seusai rapat internal partai rampung. “Saya selaku walikota mengirim surat ke DPC PDIP besok (hari ini). Tentunya DPC memiliki mekanisme tersendiri sebelum mengajukan dua nama calon ke DPRD.”