Langganan

Waspada, Ada Lagi Pasien Meninggal Akibat Leptospirosis di Karanganyar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Akhmad Ludiyanto  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 26 Oktober 2021 - 16:37 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi leptospirosis. (Kemenkes)

Esposin, KARANGAYAR — Jumlah pasien meninggal akibat penyakit leptospirosis di Kabupaten Karanganyar bertambah 1 orang. Hingga pekan ke-40 2021, jumlah total pasien meninggal akibat penyakit tersebut menjadi 3 orang.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.

Advertisement

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, hingga periode tersebut terdapat 9 kasus leptospirosis di Bumi Intanpari ini. kasus ini tersebar di Puskesmas Jaten I (2 kasus). Sedangkan di puskesmas lainnya masing-masing 1 kasus yakni di Puskesmas Colomadu I, Puskesmas Colomadu II, Puskesmas Gondangrejo, Puskesmas Jaten II, Puskesmas Kebakkramat I, Puskesmas Tasikmadu, dan Puskesmas Jatipuro.

Dari 9 kasus tersebut, 3 penderita di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Ajur...Sudah Gadaikan Truk Majikan, Warga Jumapolo Ini Malah Kena Tipu

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Karanganyar, Sri Winarno, mengatakan korban jiwa terbaru meninggal pada Juli lalu. Pasien itu merupakan warga Desa Jatikuwung, Kecamatan Jatipuro.
Advertisement

Korban diketahui memiliki luka di jari kaki akibat kutu air dan di sekitar rumahnya ditemukan tikus. Selain itu, semasa hidup korban setiap hari pergi ke sawah dan kontak dengan air dan lumpur.

“Di sekitar rumah dilakukan penyelidikan epidemiologi [PE] dan di sekitar rumahnya ada tikus. Tetapi tidak ada tetangganya yang punya gejala klinis leptospirosis,” ujarnya, Selasa (26/10/2021).

Baca Juga: Peraturan Ganjil-Genap di Tawangmangu-Ngargoyoso Tuai Pro Kontra

Winarno mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan diri, lingkungan rumah, dan tempat kerja untuk mencegah keberadaan tikus. Tujuannya untuk meminimalisasi kontaminasi bakteri leptospirosis dari air kencing tikus.
Advertisement

Selain itu, bagi seseorang yang punya luka juga agar ditutup untuk mencegah infeksi bakteri leptospirosis yang ada di air (air sawah, selokan, maupun tempat lain di sekitar rumah).

Leptospirosis adalah penyakit bersumber dari binatang yang bersifat akut. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga: 2 Mahasiswa Sempat Datangi Rumah Ortu Korban Diklat UNS Dini Hari

Biasanya penyakit ini melalui kencing tikus. Penularan leptospirosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit lecet, dan makanan.

Seseorang yang tertular leptospirosis dapat dilihat dari gejala seperti tubuh menggigil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba, demam tinggi, nyeri otot, hilang nafsu makan, mata merah, dan iritasi.

Secara medis, ada tiga kriteria yang ditetapkan dalam mendefinisikan kasus leptospirosis yaitu suspek, probable, dan konfirmasi.

Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif