Langganan

Warga lereng perbukitan seribu cemaskan tanah longsor - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Senin, 28 November 2011 - 11:58 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Klaten (Esposin)--Meskipun intensitas hujan yang turun di sekitar wilayah Kabupaten Klaten belum terlalu lebat, namun warga di lereng perbukitan seribu mulai merasa cemas. Pasalnya, bukit yang membatasi wilayah antara Provinsi Jateng dan Provinsi DIY tersebut rawan terjadinya tanah longsor.

Advertisement

Pantauan Espos di Dukuh Pereng, Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Klaten beberapa bagian bukit Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman, DIY, yang mengarah ke pemukiman warga di wilayah tersebut sudah mulai gundul. Tanah di perbukitan yang kemiringannya sangat curam tersebut di dominasi kapur dan bebatuan.

Menurut ketua RT11/RWV, dukuh tersebut, Winharsono, kondisi tersebut sudah terjadi setahun belakangan. Diungkapkannya, banyak warga dari luar desa tersebut menebang sebagian besar pohon.  “Kami sudah pernah memperingatkan kalau menebang pohon itu menunggu pohon lainnya tumbuh agar ada penahan air. Itu tanah kas desa,” ujarnya kepada Espos, Minggu (27/11/2011), di Pereng.

Dijelaskannya, sebanyak 90 KK mepet dengan perbukitan. Meski kejadian tanah longsor belum pernah menimpa kawasan tersebut, namun beberapa batu berukuran besar pernah meluncur hingga pemukiman warga.  “Setahun lalu. Besarnya seukuran bus dan jatuh tepat di belakang rumah saya. Kejadian itu sudah kali ketiganya,” paparnya.

Advertisement

Sementara Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Joko Rukminto, menuturkan untuk mengurangi resiko bencana ancaman tanah longsor, perlu adanya koordinasi antara dua pemerintahan.  “Sehingga akan memudahkan penanganan jika sewaktu-waktu terjadi longsor,” ungkapnya.

(m103)

Advertisement
Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif