by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Kamis, 26 September 2024 - 14:25 WIB
ESPOS.ID - Warga Dukuh Tawangsari, Narno Sukamto, saat memperlihatkan benda diduga cagar budaya yoni dan kaki arca di belakang rumah tetangganya wilayah Dukuh Tawangsari, Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Kamis (26/9/2024).
Esposin, BOYOLALI - Warga Dukuh Tawangsari, Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, menemukan benda yang diduga yoni dan pipa saluran kuno di belakang rumah tetangganya pada Rabu (25/9/2024). Temuan tersebut kemudian dilaporkan oleh komunitas pegiat sejarah Mbo’jalali ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Jateng-DIY.
Anggota Mbo’jalali, Mei Prabowo, menyebutkan benda-benda yang tertinggal di belakang rumah warga tersebut ada yoni tanpa lingga, fragmen arca kecil tersisa telapak kaki dan landasan, lalu ada tatanan batuan menyerupai pagar. Ada pula bagian kemuncak, batuan candi, hingga terakota pipa saluran kuno yang sebagian besar masih utuh. Temuan-temuan tersebut dinilai sebagai objek yang diduga cagar budaya (ODCB) dan menjadi bagian dari Candi Tawangsari.
“Kronologi penemuannya pada 21 September 2024, awalnya ada warga setempat yang menyebut lokasinya sebagai Candi Tawangsari. Mereka mengenali adanya peninggalan di lokasi tersebut dan ada sebaran batu-batu candi di permukaan,” kata dia saat dihubungi espos.id, Kamis (26/9/2024). Mei bermaksud mencari keberadaan lokasi yang disebut warga sebagai Candi Tawangsari. Ia akhirnya ditemani warga setempat mengunjungi lokasi yang dimaksud dan menemukan fragmen kaki arca dan beberapa ODCB lain.
Menurutnya, setelah temuan tersebut warga menjadi penasaran dan mengatakan niat untuk mencari bagian-bagian yang lain. “Setelah dari lokasi pertama, atas informasi masyarakat, saya meneruskan pencarian ke Dukuh Mogol Kulon, Desa Ringinlarik, yang berjarak sekitar 800 meter dari lokasi pertama. Di sana, kami menemukan fragmen arca duduk,” jelas dia.
Kemudian, pada 25 September 2024, Mei kembali lagi ke lokasi dan sudah ada warga yang membersihkan semak-semak. Di sana, warga menemukan bagian atas yoni. Selanjutnya, warga melakukan penggalian Yoni tanpa lingga. “Kejadian tersebut akhirnya diunggah di Facebook. Kami juga berpesan kepada pegawai BPK serta Disdikbud Boyolali,” kata dia. Dengan demikian total ada dua lokasi penemuan di Desa Ringinlarik. Yang pertama di belakang rumah warga Tawangsari yaitu Yoni tanpa lingga, fragmen arca kecil tersisa telapak kaki dan landasan, lalu ada tataan batuan menyerupai pagar. Lalu, di lokasi kedua, di Dukuh Mogol Kulon yaitu fragmen arca duduk.
Sementara itu, warga setempat yang menggali ODCB, Narno Sukamto, 65, menceritakan cerita soal Candi Tawangsari telah beredar lama. Warga setempat juga menamakan lokasi tersebut sebagai area Candi Tawangsari. Namun, warga setempat tak pernah melihat bentuk candi yang dimaksud. “Waktu itu ada tumpukan batu di atas tanah, itu saya bongkar, lalu saya menemukan kaki arca dan lambarannya. Saya ingin menggali karena ada kaki arca itu, penasaran apakah ada arca penuh. Penasaran juga karena sejak dulu disebut candi, mau mencari candinya di mana,” kata dia.
Ia mengatakan terkadang ada warga yang memberikan sesaji di candi tersebut. Narno mengatakan temuan benda diduga cagar budaya tersebut berada di belakang rumah tetangganya. Sehingga, ia harus minta izin terlebih dahulu untuk menggali. Selanjutnya, ia mengatakan terdapat pula beberapa batuan di Mogol Kulon yang sudah ada di atas tanah.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Eko Sumardiyanto, membenarkan telah menerima laporan temuan objek diduga benda cagar budaya tersebut. “Sudah [menerima laporan]. Sudah kami komunikasikan dengan BPK X Yogyakarta,” jelasnya.