by Mariyana Ricky P.d - Espos.id Solopos - Rabu, 12 Agustus 2020 - 17:07 WIB
Esposin, SOLO -- Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, akhirnya angkat bicara terkait konflik horizontal dan aksi kekerasan di RW 001 Kampung Mertodranan, Pasar Kliwon, Sabtu (8/8/2020) malam.
Ia berharap kejadian tersebut menjadi yang terakhir di Solo. “Kami kan selalu membangun toleransi antarumat beragama di Solo tanpa memandang suku, agama, golongan, ras, dan sebagainya. Saya sangat berharap kejadian di Pasar Kliwon itu yang terakhir,” kata dia kepada wartawan, Rabu (12/8/2020).
Rudy, sapaan akrabnya, juga mendukung polisi agar mengusut tuntas kasus itu. Rudy mengaku sudah mengumpulkan tokoh-tokoh agama dan masyarakat guna menciptakan iklim yang kondusif di Kota Solo.
Pelajar Sukoharjo Kesulitan Belajar Online? Tenang, Ada Wifi Gratis di Semua Koramil
Wali Kota mengatakan Pemerintah Kota Solo siap mendukung upaya hukum kepolisian mengusut aksi kekerasan di Mertodranan. "Paling tidak saya sudah selalu menyampaikan untuk melakukan koordinasi, saling menghargai dan menghormati, biarpun ada perbedaan namun kita ini tetap satu sebagai bangsa Indonesia," ungkapnya.
“Adanya kejadian kemarin tentunya harus diusut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan tidak boleh terulang lagi. Jangan sampai ada kejadian-kejadian lain,” kata Rudy.
Belajar Dari Karanganyar, PKS Percaya Masih Ada Peluang Kejutan Last Minutes di Pilkada Solo 2020
Jika ada gesekan maupun permasalahan perbedaan pendapat seperti di Mertodranan yang berujung aksi kekerasan, Wali Kota Solo ini meminta masyarakat duduk bersama untuk musyawarah mencari solusi terbaik. “Yang paling utama adalah saling menghargai dan menghormati sesama,” tutupnya.
Sebagai informasi, aksi kekerasan sekelompok orang di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo, membuat sedikitnya tiga orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Selain itu, Aliansi Perempuan Solo Anti Kekerasan menyebut sejumlah perempuan dan anak turut menjadi korban.
Tercatat ada 16 perempuan dan enam anak balita dan remaja yang mengalami trauma psikologis akibat intimidasi. Sementara itu, kepolisian telah menangkap lima orang pelaku kekerasan di Mertodranan dan menetapkan mereka sebagai tersangka. Polisi masih memburu pelaku lain.