by Aris Munandar - Espos.id Solopos - Kamis, 15 Juli 2021 - 01:22 WIB
Esposin, WONOGIRI -- Capaian vaksinasi Covid-19 Kabupaten Wonogiri hingga Selasa (13/7/2021) pukul 21.00 WIB tercatat baru mencapai 10,7%. Dari target atau sasaran vaksinasi sebanyak 855.663 orang, warga Wonogiri yang sudah divaksin baru 91.730 orang.
Capaian paling tinggi yakni kalangan tenaga kesehatan sebesar 127,7%. Dari 3.720 sasaran, tenaga kesehatan yang sudah divaksin sebanyak 4.751 orang. Sedangkaan cakupan warga lansia mencapai 28,7%. Dari 167.254 sasaran, sebanyak 47.919 lansia telah divaksin.
Kemudian, cakupan petugas pelayan publik mencapai 28,4% dari 61.908 sasaran atau sebanyak 29.973 orang telah divaksin. Cakupan masyarakat umum mencapai 1,7% dari 534.642 sasaran atau sebanyak 9.087 orang sudah divaksin.
Baca Juga: Tak Disangka, Si Cantik Sisca Saraswati JKT48 Ternyata Cah Wonogiri
Terakhir, capaian vaksinasi Covid-19 remaja Wonogiri (usia 12-17 tahun) mencapai 0,001%. Dari 88.139 sasaran, baru satu orang yang divaksin.
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan Pemkab Wonogiri telah siap melakukan percepatan vaksinasi. Baik dari sisi sumber daya manusia atau vaksinator, hingga fasilitas pendukung layanan vaksinasi.
"Seluruh SDM dan fasilitas yang kami miliki untuk vaksinasi siap. Namun kami hanya bisa menunggu jatah kuota vaksin yang diterima Wonogiri," katanya, belum lama ini.
Baca Juga: Begini Strategi Perusahaan di Wonogiri Tetap Beroperasi Selama PPKM Darurat
Vaksinasi pendampingan yakni satu kader melakukan sosialisasi atau mendampingi lima warga lansia agar bersedia divaksin. Hal itu untuk mempercepat capaian vaksinasi Covid-19 Wonogiri. Kader yang ditugaskan yakni dari kader Posyandu setiap dusun.
Baca Juga: Kisah Calon Siswa Baru Di Paranggupito Wonogiri Harus Pergi Ke Perbukitan Demi Ikut MPLS Daring
Joko Sutopo mengatakan jika lokasi vaksinasi dilakukan di rumah tokoh dan ada pendampingan dari para kader desa atau TP PKK setempat akan menimbulkan pemahaman berbasis kultural. Masyarakat akan menjadi lebih teredukasi dalam memahami vaksinasi.
"Intinya untuk mempercepat vaksinasi kami gunakan bahasa berbasis kultural agar mudah dipahami masyarakat. Misalnya kepada warga lansia kami beri tahu, niki dipadosne tombo [ini dicarikan obat]. Menggunakan bahasa berbasis kultural tapi esensinya tetap melakukan vaksinasi. Itu yang paling penting," kata Joko Sutopo.