by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Selasa, 18 Agustus 2020 - 13:35 WIB
Esposin, KLATEN -- Pelaksanaan upacara bendera dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia, Senin (17/8/2020), di Bendung Gunden di Klaten digelar dengan konsep unik.
Upacara yang dipusatkan di Jembatan Pelangi Bendung Gunden, Dukuh Gunden, Desa Balak, Kecamatan Cawas, Klaten, itu diikuti 150 warga dukuh setempat. Pesertanya menyebar di beberapa titik. Ada yang berdiri di Jembatan Pelangi, ada yang naik rakit, berdiri di tepi sungai, hingga berendam di sungai.
Instruksi menghormati bendera Merah Putih terdengar melalui pengeras suara. Peserta upacara pun memberikan penghormatan pada bendera merah-putih yang terpasang di ujung bambu.
Angka Nol di Uang Baru Rp75.000 Kecil Banget, Persiapan Redenominasi?
Angka Nol di Uang Baru Rp75.000 Kecil Banget, Persiapan Redenominasi?
Lagu Indonesia Raya diputar diiringi nyanyian warga yang bersahutan dengan derasnya aliran air Sungai Dengkeng pada bendungan itu. Acara berlanjut dengan mengheningkan cipta serta menyanyikan lagu nasional.
Upacara bendera di Klaten siang itu berlangsung khidmat. Warga dari usia manula hingga anak-anak mengenakan aneka seragam mengikuti upacara hingga rampung.
Berkas 5 Tersangka Kasus Kekerasan Mertodranan Diserahkan Kejari Solo
Kegiatan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti mengenakan masker serta mengatur jarak berdiri peserta upacara.
Salah satu warga, Wijiyanto, menjelaskan upacara di Dam Gunden itu baru kali pertama digelar. Kegiatan diinisasi komunitas peduli sungai bernama Sekolah Sungai Peduli Pelangi, Dukuh Gunden dan warga dukuh setempat.
Halo UMKM Sragen, Pemkab Mau Bikin Rumah UMKM Lho, Ini Detailnya
Selain untuk ikut memeriahkan HUT ke-75 Kemerdekaan RI, upacara bendera di Klaten tersebut juga memiliki misi mengajak warga di wilayah Gunden melestarikan ekosistem sungai.
“Kami ingin mengajak dan memancing rasa handarbeni [memiliki] sungai. Dengan cara itu warga ikut menjaga kebersihan sungai. Sehingga sungai yang tadinya untuk pembuangan sampah bisa kami ubah perlahan menjadi bersih dan berharap menjadi aset wisata,” kata Wijiyanto yang juga Kadus 1 Desa Balak, Senin.
Wijiyanto mengatakan selama beberapa waktu terakhir warga menggiatkan pembersihan sungai di sekitar Jembatan Pelangi. Belakangan, kawasan jembatan itu perlahan mulai digarap menjadi kawasan wisata serta lahan-lahan menganggur di tepiannya ditanami aneka sayuran.
Duh! Covid-19 di Sukoharjo Tembus 364 Kasus, KLB Diperpanjang Lagi?
Jembatan itu diberi nama Jembatan Pelangi sesuai warna cat jembatan yang berwarna-warni. Pengecatan jembatan itu dilakukan secara swadaya oleh warga setempat.
Ketua Ikatan Muda-Mudi Gunden, Aji Deni Wijaya, 24, mengatakan kegiatan bersih-bersih sekitar Jembatan Pelangi dilakukan kelompok pemuda sejak Febuari 2020. Hal itu dilakukan menyusul keprihatinan mereka atas kondisi alur Sungai Dengkeng terutama di sekitar Bendung Gunden yang dipenuhi sampah.