Langganan

Tingkatkan SDM di Sragen, STIT Madina Gulirkan Satu Desa Satu Sarjana - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 2 Juli 2024 - 17:15 WIB

ESPOS.ID - Para akademisi STIT Madina Sragen berdialog dengan pimpinan DPRD Sragen dan perwakilan dinas di Aula Serba Guna DPRD Sragen, Selasa (2/7/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN-Program Satu Desa Satu Sarjana digulirkan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Madina Sragen sebagai wujud komitmen meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Bumi Sukowati. Program beasiswa itu digulirkan sejak 2023 dan diperuntukkan bagi keluarga tidak mampu di wilayah pinggiran Sragen.

Program tersebut juga ikut membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dalam pengentasan kemiskinan. Persoalan tersebut mencuat dalam pertemuan Manajemen STIT Madina Sragen dengan DPRD Kabupaten Sragen di Aula Serba Guna DPRD Sragen, Selasa (2/7/2024). Para akademisi tersebut diterima pimpinan DPRD Sragen dan perwakilan dari dinas terkait.

Advertisement

Ketua STIT Madina Sragen Latifah Permatasari Fajrin kepada Esposin, Selasa, mengungkapkan Program Satu Desa Satu Sarjana itu diberikan kepada para generasi muda calon sarjana di daerah pinggiran, seperti di desa-desa perbatasan Sragen-Karanganyar, Sragen-Ngawi, Sragen-Grobogan, dan Sragen-Boyolali. Dia menyatakan program itu berupa beasiswa gratis kuliah di STIT Madina Sragen sampai lulus.

"Kalau dihitung biaya kuliah sampai lulus di STIT Madina bisa sampai Rp20 juta belum termasuk pengembangan. Bagi mahasiswa yang diterima dalam Program Satu Desa Satu Sarjana itu tidak ada biaya serupiah pun yang dibebankan ke mahasiswa, semua biaya kuliah gratis. Syaratnya memang dari keluarga kurang mampu," jelas Latifah.

Dia mengungkapkan persyaratan dari keluarga kurang mampu itu dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak desa. Doa mengakui animonya lumayan tetapi memamg sosialisasinya belum optimal. Selama ini, kata dia, sosialisasi ke desa-desa atau ke sekolah-sekolah pinggiran. Dia menjelaskan program itu merupakan komitmen STIT Madina Sragen dalam mendarmabaktikan lembaga untuk memajukan dan membangun masyarakat Sragen.

Advertisement

Dia melanjutkan sampai sekarang beasiswa Satu Desa Satu Sarjana itu sudah dinikmati 10 orang mahasiswa yang terdiri atas empat mahasiswa di Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan enam mahasiswa kuliah di Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

"Mereka berasal dari sembilan desa di delapan kecamatan di Kabupaten Sragen. Upaya penularan semangat kuliah melalui beasiswa Satu Desa Satu Sarjana itu dilakukan melalui pendekatan door to door dari desa ke desa. Haarapannya, masyarakkat dari wilayah pinggiran Kabupaten Sragen semakin berkembang melalui pendekatan Pendidikan," ujarnya.

Latifah mengatakan program pembangunan SDM yang dilakukam STIT Madina Sragen tidak mudah. Dia mengatakan STIT Madina Sragen sudah lebih dari 10 tahun berkiprah di kancah pendidikan di Sragen. Dia mencoba membuka mata dan mengetuk hati penguasa untuk membangun rasa kepemilikan bersama bahwa STIT Madina Sragen bagian dari Sragen.

Advertisement

"Sebagai praktisi pendidikan kami memiliki keresahan akademis. Sekian periode pergantian pimpinan di Kabupaten Sragen, sebagai praktisi pendidikan kami mengamati dan merasa masih adanya pandangan sebelah mata terhadap kampus kami. Keresahan itu sudah kami sampaikan ke wakil rakyat dan semoga didengar oleh pemerintah," ujarnya.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif